Lihat ke Halaman Asli

Kolaborasi dalam Integrasi Budaya Lokal ke Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 21 Agustus 2024   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan berbasis kearifan lokal di Indonesia menghadapi tantangan besar di tengah arus modernisasi yang cepat. Modernisasi, yang ditandai dengan kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial, memberikan dampak signifikan pada sektor pendidikan. Dalam konteks ini, penting untuk mengeksplorasi bagaimana pendidikan berbasis kearifan lokal dapat berperan dalam mempertahankan identitas budaya bangsa sekaligus memenuhi tuntutan zaman.

Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai dan pengetahuan lokal ke dalam kurikulum pendidikan. Menurut Prasetyo (2013), pendidikan ini bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan potensi daerah setempat, sehingga siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis tetapi juga rasa cinta terhadap budaya lokal mereka. Kearifan lokal mencakup nilai-nilai, norma, dan praktik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, yang berfungsi sebagai pedoman hidup masyarakat.

Modernisasi membawa berbagai perubahan yang berpengaruh pada pendidikan di Indonesia. Di satu sisi, kemajuan teknologi dan informasi membuka peluang baru untuk pembelajaran yang lebih efektif karena murid dapat menerima lebih banyak kesempatan untuk tumbuh dari banyaknya sumber daring yang ada. Namun, di sisi lain, modernisasi dapat mengikis nilai-nilai budaya lokal. Pendidikan sering kali terjebak dalam pola pikir yang terlalu fokus pada aspek global, mengabaikan pentingnya budaya tradisional yang seharusnya menjadi fondasi diri dalam beraksi yang telah ada sejak lama. Hal ini menyebabkan generasi muda kehilangan jati diri dan koneksi dengan warisan budaya mereka (Sangaji, 2024).

Menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung pendidikan berbasis kearifan lokal, seperti memperbarui kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal. Sekolah-sekolah harus berperan aktif dalam melestarikan budaya lokal melalui kegiatan ekstrakurikuler yang relevan, seperti seni, kerajinan, dan tradisi daerah. Sekolah juga harus mampu meleburkan konsep budaya setempat secara subtle dan natural agar mudah diterima peserta didik

Pondok pesantren, sebagai lembaga pendidikan tradisional, juga dapat menjadi model dalam mempertahankan kearifan lokal. Dengan mengkombinasikan pendidikan agama dan pendidikan umum, pesantren dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berakar pada budaya lokal (Wahyudi, 2023).

Implementasi pendidikan berbasis kearifan lokal memiliki manfaat yang signifikan. Pertama, hal ini dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap identitas budaya mereka. Kedua, pendidikan ini membantu siswa mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih baik pada masyarakat. Ketiga, pendidikan berbasis kearifan lokal dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa, karena mereka belajar dari konteks yang mereka kenal dan alami sehari-hari (Surasmi, 2012).

Eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal di tengah arus modernisasi sangat penting untuk menjaga identitas budaya bangsa. Meskipun modernisasi membawa tantangan, dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat, pendidikan berbasis kearifan lokal dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman belajar siswa tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai budaya lokal tetap hidup dan relevan di era modern.

Daftar Pustaka

Prasetyo, Z. K. (2013). Kearifan lokal dan penerapannya di sekolah. Jurnal Pendidikan.

Sangaji, F. R. (2024). Kearifan lokal dalam dunia pendidikan di era modernisasi. Kompasiana.

Surasmi. (2012). Peranan pendidikan berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 26-30.

Wahyudi, A. (2023). Implementasi pendidikan berbasis kearifan lokal di pesantren. Universitas Negeri Yogyakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline