Lihat ke Halaman Asli

Serigala Hitam

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Serigala Hitam

Pertama kali mendengar kata Serigala hitam terbayang sosok hewan yang menakutkan dan berkonotasi negative atau antagonis, namun apabila figure serigala hitam tidak muncul dalam film 3 anak babi keluaran Disney maka film tersebut menjadi “garing”. Terlepas dalam film tersebut sang Serigala hitam selalu gagal dalam melakukan aksi untuk menyantap 3 anak Babi namun semangat yang ditampilkan dalam perjuangan memberikan warna tersendiri dalam film tersebut.

Ternyata dalam hidup kita menjumpai “serigala hitam” dalam sosok seseorang atau golongan yang berbeda pendapat atau nilai dari diri kita. Kadangkala reaksi yang muncul adalah penolakan terhadap sang “serigala hitam”. Kecenderungan adalah memusuhi tokoh antagonis dan terus memperburuk kesan bagi sang antagonis. Menjadi suatu kepuasan tersendiri apabila seseorang dapat mempengaruhi lingkungan untuk semakin menyudutkan “serigala hitam”.

Ternyata kalau kita mau mendengar lebih jauh tidak semua pendapat yang berbeda harus dijauhi atau dihindari, yang terpenting pesan apakah yang ada di dalamnya yang dapat memperkaya hati kita, begitupun “serigala hitam” kehadirannya bukan lantas kita benarkan atau salahkan pendapatnya, namun dapat kita dengarkan dan mengambil nilai positif sementara nilai negative dapat kita tanggalkan. Serigala hitam dapat menjadi inspirasi dalam hidup dan untuk tetap mewarnai maka“serigala hitam” tetap keukeuh untuk melanjutkan perannya dan tidak tergerak dalam hatinya untuk berganti peran menjadi seekor kucing yang manis, dan ternyata serigala hitam begitu menikmati peran yang akan membuatnya selalu di ingat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline