Lihat ke Halaman Asli

Jika Bukan Kini

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1409719163497754005

"Meanwhile, we do what we can. We count the spaces between lightening, then thunder, the intervals of rain and sun, time." ~ Joel Toledo, Time

----------------------------------------------------------------------------

Mampukah dentum ini kau redam.

dan simpul rindu ini kau urai.

Gema yang kau hentakkan dalam ruang.

Mulai beranak pinak.

Menyisakan sunyi.

Tempatkankan saja binar itu dalam cawan waktu, agar

perih tak memaksa bergerak mundur.

Hingga cemas tak merajai hasrat.

Menjadi utuh.

Menjadi seluruh.

Andai tak perlu berandai.

Dan jika tak melahirkan jika.

Kupasti patuh pada nurani,

mengepalkan akan, melawan mungkin.

Lantas, mengapa jika harus tercipta?

Ia menatapku dengan mata kaca.

Memberikanku perca atas nama: Realita.

Lalu, samar sekali kau berbisik:


“Andai lorong waktu itu ada, kita tak perlu hidup dalam semu-nya bahagia”.

Di kedalaman, hatiku menjawab:


“Dalam pelepah mimpi, kau sudah menikahi jiwaku, dan kau tahu, aku ingin bersamamu lebih dari sekedar selalu.”

----------------------------------------------------------------------------

Medio: Jakarta, 1 September 2014

Untuk mu cakrawala doa, yang memberiku getar sekaligus gigil...

----

Gambar di unduh dari alamat website http://femmefiles.com/2011/09/y-are-we-lonely/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline