Lihat ke Halaman Asli

Semburat Ungu Segenggam Abu

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422559858730770239

"Jika kau pikir pedih tak dapat kau nikmati, percayalah, itu salah." ~Nai

------------------------

Demikianlah embun mengusap lembut dedaunan, bertaut mesra bersenandung di pucuk rerumputan, berwajah muram sebelum hilang melesap ke tanah atau menguap bersama cahaya.

Begitulah ia berlabuh di pesisir kenangan yang meradang, kerinduan yang meronta, menghayati perih luka mengoyak nadi hingga jadi ungu

Kau hanya bisa pasrah kala salah satu telaga di lubuk hatimu mengalir seperti air bah lalu bermuara ke kelopak matamu jadi jelaga.

Dan kau pun meronta sekuat tenaga, membinasakan amarah, menepiskan prasangka, memecahkan ragu, membenamkan jutaan seru.

Hingga, kau pun terbangun di negeri tanpa musim, ada senyap menjeda, ada alur berubah, ada yang terbelah, ada pekat meretas sejarah di awal tahun limabelas.

: jadilah segenggam abu, aku.

------------------------

Kuala Lumpur, Januari 2015

Gambar diunduh dari link http://tichazhalova.blogspot.com/2012/11/putih-abu-abu.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline