Lihat ke Halaman Asli

Dhea Anggraini

Suka jalan-jalan

Miskonsepsi Milenial tentang Investasi Saham

Diperbarui: 13 Februari 2020   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kalderanews.com

Ada temuan menarik yang akhir-akhir ini dikemukakan terkait investasi di kalangan milenial. Berdasarkan survei Bank OCBC NISP, ternyata dewasa ini hanya 2% milenial yang tertarik berinvestasi.

Ini tentu menarik untuk diulik penyebab terdalam mengapa hanya sedikit milenial yang tertarik dengan investasi. Investasi yang diidentikkan dengan melipatgandakan uang tentu berkesan negatif ketika diartikan demikian.

Istilah "melipatgandakan" lebih dekat dan kerap digunakan dalam pemberitaan investasi-investasi bodong. Karena itu, investasi yang benar ada baiknya didekatkan dengan istilah "mengembangkan".

Istilah mengembangkan lebih condong ke upaya-upaya rasional-realistis dan memang seperti itulah investasi yang benar. Pun di kalangan milenial kosakata "Melipatgandakan" dalam konteks uang juga terkesan negatif.

Lebih dari itu, temuan lain memperlihatkan bagaimana kebanyakan milenial ternyata juga tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik. Sebanyak 60% responden mengaku tidak punya perencanaan keuangan yang matang.

Perencanaan keuangan saja tidak matang, tentu saja pengalokasian uang yang dimiliki juga menjadi tidak teratur, apalagi mikir tentang investasi.

Menariknya, tak banyaknya jumlah milenial yang melakukan investasi disebabkan oleh miskonsepsi tentang investasi. Padahal, investasi bisa menguntungkan jika dilakukan sejak dini. Milenial dan juga masyarakat umum masih belum paham betul investasi yang benar.

Miskonsepsi milenial tentang investasi tak lain dan tak bukan bahwa investasi harus dimulai dengan banyak uang dan susah mengelolanya. Faktanya, apakah investasi itu seperti salah dipersepsi milenial seperti ini?

Tentu saja tidak, semisal investasi saham di aplikasi IPOTGO besutan PT Indo Premier Sekuritas, dapat dinikmati dengan dana terjangkau dan sangat mudah mengelolanya.

Dengan modal awal Rp.100.000 saja investor sudah bisa menikmati cuan saham. Pengelolaannya pun mudah karena saat ini sudah serba digital berbasis aplikasi.

Terkait risiko yang kerap menghantui milenial, risiko itu berbanding lurus dengan cuan yang akan didapatkan karena dalam investasi berlaku prinsip high risk high return.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline