Lihat ke Halaman Asli

Dhea Anggraini

Suka jalan-jalan

Tiga Tips Investasi Saham buat Pemula

Diperbarui: 9 Januari 2020   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi investasi saham dengan smartphone (Foto: wavestone.com)

Dewasa ini investasi sudah menjadi kebutuhan untuk hidup bebas dari masalah keuangan di masa depan. Ada banyak pilihan untuk investasi, namun hanya sedikit investasi yang terjangkau, salah satunya investasi saham.

Selain kini sangat terjangkau dibanding dengan investasi di masa lalu, investasi saham sudah mudah dilakukan secara online dengan smartphone di genggaman tangan, semisal dengan aplikasi IPOTGO besutan Indo Premier Sekuritas. Karenanya, investasi saham bisa dilakukan dimana pun dan kapan pun serta oleh siapa pun.

Siapa pun bisa menikmati investasi saham dengan mudah, tak terkecuali para pemula. Kendati demikian, siapa pun yang ingin terjun ke dunia investasi saham perlu memperhatikan beberapa tips berikut ini:

1. Kenali dan pahami sektor yang dipilih

Setelah memiliki rekening efek untuk investasi saham di sekuritas, penting bagi investor pemula untuk mengenali sektor yang dipilih dengan benar. Diketahui, semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) diklasifikasikan ke dalam sektor. Dengan mengenal sektornya maka menjadi selangkah lebih maju dan tidak akan salah dalam berinvestasi.

Memilih sektor yang telah dikenal secara pribadi akan memudahkan dalam mengenali perusahaannya. Adapun sektor-sektor yang biasanya ditawarkan mencakup pertanian (Agriculture), pertambangan (Mining), industri dasar dan kimia (Basic industry & chemicals), aneka industri (Miscellaneous industry), Industri barang konsumsi (Consumer goods industry), Properti, real estatet, dan konsutruksi bangunan (Property, real estate, and building construction), Infrastruktur, utilitas dan transportasi (Infrastructure, utility, and transportation), Finansial (Finance), Perdagangan, jasa dan investasi (Trade, service, and investment). Pilihlah sektor yang paling dikenal dan diketahui lebih baik berdasarkan pengalaman hidup hingga saat ini.

2.Kenali perusahaannya

Setelah menentukan sektor yang dipilih, investor lanjut mengulik dan mengenali perusahaannya. Perhatikian betul bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya. Dalami pula sejarah dan pengurus perusahaan karena trust atau kepercayaan dipertaruhkan. Informasi yang cukup tentang prospek perusahaan di masa depan bisa menjadi dasar dalam keputusan untuk mengoleksi sahamnya. Dengan membaca prospek perusahaan di masa depan melalui analisis fundamental: kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industri, analisis ekonomi dan pasar makro-mikro. Analisis semacam ini diperlukan untuk tahu persis apakah perusahaan yang sahamnya hendak dibeli termasuk perusahaan yang sehat atau tidak.

3. Tentukan jangka waktu investasi
Jika kedua langkah di atas sudah dipahami dan dilakukan, barulah investor membidik berdasarkan jangka waktu investasinya. Pada umumnya sangat dianjurkan untuk investasi jangka panjang. Namun, karena keinginan seseorang itu sulit dikendalikan, yakni ingin mendapatkan untung cepat, maka tidak sedikit investor pemula yang akhirnya menjadi trader. Trader tentu membutuhkan skill tinggi karena analisis dan keputusannya harus dilakukan secara cepat. Apalagi, baik investasi saham maupun trading memiliki perbedaan dari sisi strategi, tindakan hingga risiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline