Bagi para milenial bujang, tak ada salahnya meneladani sosok yang satu ini dalam investasi. Direktur Utama Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo), Randi Anto punya cerita terkait investasi. Ternyata, ia sudah berinvestasi sedari musa saat masih bujang.
Di usia mudanya ia sudah kepikiran bagaimana membiakkan pundi-pundi simpanannya. Apakah kalian yang masih muda dan bujang pernah terlintas untuk memiliki pundi-pundi simpanan yang terus bertambah seperti halnya Randi Anto ini?
Pada sebuah media nasional ia pun berbagi pengalaman bagaimana kesadaran awal soal investasi padanya muncul, yakni saat dirinya masih duduk di bangku kuliah. Kesadaran inilah yang lantas mengantarnya pada langkah konkret investasi secara terencana dan terdifersivikasi dengan baik. Seperti apa pengalamannya dalam investasi tersebut?
1. Bermula dari investasi properti
Insting investasi Randi muncul pertama kali saat dirinya melihat ledakan pembangunan properti di Semarang pada awal 1980-an. Ia pun mencoba peruntungan di sektor properti dengan membeli satu hunian kecil dengan modal pinjaman dari orang tua. Sembari harganya naik, tapi pada saat yang sama harus bayar angsuran, ia mengakalinya dengan menyewakannya pada para mahasiswa dari luar sekolah. Dengan begitu, angsurannya tidak begitu berat.
2. Menyisihkan untuk deposito
Setelah kelar kuliahnya dan bekerja, Randi mulai menyisihkan penghasilan dan mengembangkannya ke dalam deposito.ia berprinsip wajib menyisihkan sebagian penghasilan untuk mengantisipasi hal tak terduga dan persiapan masa pensiun. Kendati memiliki pilihan baru yakni depsito, ia tetap menggeluti properti dengan memanfaatkan pendanaan dari Kredit Pembiayaan Rumah (KPR).
Dua strategi yang dilakukannya untuk mendapat keuntungan dalam investasi properti, yakni merenovasi rumah dari pengembang untuk dijual kembali dan menyewakan properti tersebut sambil menunggu harga naik. Kedua strategi ini efektif menambah pundi-pundi keuangannya
3. Mulai mengenal investasi saham
Randi boleh dikata malang-melintang di dunia properti sekitar delapan tahun. Pengetahuannya soal investasi pun berkembang tak melulu di deposito dan properti.
Mantan Direktur Bank Rakyat Indonesia ini pun mengenal investasi saham. Ia mulai melirik investasi saham saat BRI melepas saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir 2003 lalu. Tak mau ketinggalan ia pun menekuni saham dan mendiversifikasi investasinya dalam bentuk saham juga.
Menarik bahwa, ia termasuk investor konservatif dalam berinvestasi saham. Ia bukan tipe yang gemar memelototi layar perdagangan untuk memanfaatkan kondisi pasar. Ia memilih menyimpan sahamnya sampai harganya terapresiasi naik. Karena itu, biasanya ia mencari saham-saham yang bagus di akhir pekan. Saat kondisi pasar saham bergejolak, ia tak ambil pusing.
Apa yang dilakukan Randi di atas adalah diversifikasi. Investasi perlu ditempatkan di beberapa instrumen investasi. Mengalokasikan dana investasi pada beberapa instrumen efektif menurunkan risiko investasi. Karena itulah, diversifikasi dalam investasi itu sangatlah penting.