Lihat ke Halaman Asli

rainer edric

mahasiswa

Penyebaran Covid-19

Diperbarui: 16 Februari 2021   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

         COVID-19 atau yg lebih generik dikenal menggunakan virus corona,pertama kali ada pada Wuhan,China dalam awal Desember 2019.Virus ini diduga pertama kali ada menurut pasar fauna liar yg berada pada Wuhan,China.Total orang yg telah terinfeksi pada semua global menurut Desember 2019 sampai kini telah mencapai 72,dua juta manusia,dimana 1,61 juta telah meninggal, dua,dua juta telah sembuh menurut virus tadi & sisanya masih dirawat.Covid-19 sanggup memakan poly korban lantaran tanda-tanda-tanda-tanda awal terinfeksi virus tadi  misalnya penyakit-penyakit biasa dalam umumnya,misalnya hanya gejala seperti influenza saja namun usang -usang virus ini sanggup mematikan,menggunakan menyerang  paru-paru apalagi yg telah terdapat penyakit sebelumnya.

          Karena gejala-gejala yang tampak biasa bagi orang-orang pada umumnya,orang-orang jadi tidak menyadarinya dan tidak secara langsung sudah menularkan virus corona ini tanpa disadari si korban dan si penular.Hingga akhirnya ada korban yang jatuh dan mulai ditemukanlah virus corona ini.Pemerintah Wuhan memberlakukan lockdown di kota tersebut selama berbulan-bulan karena virus ini sangat berbahaya dan belum ada obatnya.Penyebaran ini sangat sulit dideteksi karena gejalanya tadi sehingga pemerintah di China segera memberlakukan lockdown.

          Pada awalnya negara-negara yang lain tidak peduli dan cuek terhadap hal ini karena mereka mengira bahwa virus ini hanya akan ada di China saja,tetapi nyatanya sekarang seluruh dunia menjadi bingung dan pusing akibat COVID-19 ini,akibat dari hal ini adalah karena ketidakpedulian dari pemerintah,mereka seharusnya langsung menutup semua penerbangan dari China dan segera membatasi akivitas pariwisata dan meberlakukan lockdown di tempat yang berpotensi menjadi klaster COVID-19.Disaat virus sudah masuk baru memikirkan solusi yang sudah telat.Media juga merupakan salah satu penyebab korban Covid-19 semakin banyak,isi-isi dan judul dari artikel yang dibuat semakin membuat masyarakat menjadi panik sehingga secara tidak langsung imunitas masyarakat menurun karena berita yang dilebih-lebihkan demi hanya mencari untung

          Masyarakat juga,terutama yang ada di Indonesia juga tidak peduli akan hal ini awalnya sebelum masuk ke negara kita.Setelah masuk mereka panik dan langsung mengurung diri di rumah selama beberapa minggu/bulan.Setelah mengurung diri di rumah selama beberapa bulan kemudian,mereka menjadi bosan dan capek di rumah terus sehingga mulailah mereka pelan-pelan keluar lagi,ini dikarenakan juga mungkin kondisi ekonomi mereka yang sudah parah bagi masyarakat yang pengahasilannya dari gaji sehari-hari.Karena masyarakat yang sudah penat dan harus bekerja lagi,penyebaran COVID-19 ini jadi semakin cepat apalagi di lingkungan yang tidak bersih.Masyarakat yang sudah biasa dengan hal tersebut tidak peduli dan menyebabkan penyebaran COVID-19 semakin cepat setiap harinya.Pola hidup masyarakat yang sudah biasa jorok menyebabkan penularan COVID 19 menyebar luas.

          Supaya pandemi COVID-19 ini cepat selesai dan hilang dibutuhkan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan masyarakat serta kerja keras dari para pekerja di bidang kesehatan.Sebagai masyarakt kita harus mengubah pola hidup kita menjadi lebih bersih dan sehat,rajin olahraga,mandi dan lain-lain dan juga sebagai pemerintah harus lebih cepat tanggap dalam meencegah masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline