Saya bukanlah seorang ahli jiwa, namun ini merupakan kerisihan saya pribadi karena sering kali orang mengabaikan kesehatan mental, seolah-olah penyakit hanya ada pada tubuh saja.
Padahal, jika mental seseorang mengalami penyakit mental tentunya akan terhambat keberfungsian sosialnya. Keberfungsian sosial yang dimaksud sendiri adalah kondisi dimana seseorang bisa memenuhi kebutuhan kebutuhan dasarnya, memecahkan masalahnya, serta mampu menjalankan peran sosialnya sehari-hari.
Namun, bagaimana jika seseorang masih mampu menjalankan keberfungsian sosialnya tetapi ternyata mereka memiliki penyakit mental? Tentunya, menjalankan keberfungsian sosial ini digambarkan dapat dilakukan dengan baik, bukan secara dipaksakan dengan berbagai keluhan seperti kesulitan fokus ataupun cemas berlebihan sehingga perlu menghubungi psikiatri atau psikolog terdekat.
Kondisi ini juga sering orang alami, dimana mereka masih bisa menjalani aktifitas sehari-hari walau banyak hambatan yang selalu dipaksakan, tentunya karena pengetahuan yang minim tentang pengetahuan kesehatan mental. Sehingga orang yang memiliki penyakit mental tidak sadar dan penyakit ini bertahan menahun.
Selain itu, kekerasan mental atau psikis seringkali bukan dianggap kekerasan. Jika seseorang mengalami kekerasan mental entah melalui ucapan atau tindakan, orang lain yang menanggapi sering berkata "tapi dia tidak melakukan tindakan fisikkan?" seolah-olah tindakan ini masih bisa dimaklumi.
Contoh bentuk kekerasan mental sendiri adalah posesif, gaslighting, playing victim, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan sebagai sesuatu hal yang normal, meremehkan, dan sebagainya. Kejadian seperti ini bisa menyangkut siapapun seperti pasangan, teman, kerabat, relasi kerja, dan anak.
Akibat dari kekerasan mental ini membuat orang menjadi cemas berlebih, tidak percaya diri, merasa tertekan, tidak bisa berkembang, ketakutan berlebih, merasa tidak berdaya, dan masih banyak lagi.
Bagaimana cara menyikapi atau mengatasi kekerasan mental yang sedang dialami? Jika berada diposisi sebagai pendengar kita dapat meyakinkan korban bahwa setiap orang memiliki harga diri dan tidak dapat diperlakukan seenaknya oleh siapapun, memperluas pergaulan, sebisa mungkin komunikasi dengan baik dalam mempertahankan argumen yang dimiliki, mencari informasi terkait masalah mental, jika korban memiliki ketergantungan kepada pelaku bisa mencari informasi terkait pelayanan-pelayanan sosial sambil mengembangkan potensi yang ada agar dapat terlepas dari pelaku.
Selain itu jika korban sudah ada kecenderungan memiliki penyakit mental seperti anxiety, panic attack, depresi, dan sebagainya, dapat dibawa kepsikiatri atau psikolog terdekat sambil menerangkan bahwa berobat keahli jiwa bukanlah suatu hal yang tabu dan hina, melainkan suatu hal yang sangat baik agar korban mau untuk berobat.
Tidak mau berobat juga merupakan sebuah masalah yang harus kita selesaikan bersama, karena masih banyak orang awam yang memiliki stigma-stigma buruk atau tabu untuk berobat kepsikiatri atau psikolog.
Seringkali orang yang memiliki masalah pada mentalnya dianggap kurang iman, nyatanya sebagai manusia sangat wajar jika merasa tertekan atau memiliki masalah dalam hidupnya, tidak ada salahnya berobat keahli jiwa sambil berdoa.