Lihat ke Halaman Asli

Pemberdayaan Kaum Dhuafa

Diperbarui: 15 Januari 2024   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberdayaan Kaum Dhuafa

Bismillahirahmanirahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Allah berfirman dalam surat al-maun ayat 1-3 yang artinya "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama, yaitu orang yang menghardik anak yatim (tidak menghiraukan) dan enggan memberi makan orang miskin". Sebagaimana seperti Muhammadiyah sendiri mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama manusia yang kesulitan akan ekonomi.

Melalui mata kuliah Kemuhammadiyahan ini, mahasiswa bergerak memberdayakan kaum dhuafa yang membutuhkan bantuan. Salah satu program pemberdayaan dilakukan oleh kelompok mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Kegiatan pemberdayaan kaum dhuafa ini dilakukan secara berkelompok dengan beranggotakan 4 orang yang terdiri dari, Aisyah Basthoh dengan NIM (2207015122), Nurul Habibah dengan NIM (2207015149), Raih Rohania Hidayat dengan NIM (2207015107), dan Hilda Putri Azzahra dengan NIM (2207015137). Kami membantu 2 kaum dhuafa yang Bernama Ibu Inayah dan Ibu Nur Marifah.

Nenek Inayah

Seorang wanita bernama Inayah yang berusia 70 tahun dan tinggal di rumah kontrakan yang beralamat di Jl. Rasmalan 7 RT07 RW013, Menteng Dalam, Tebet Jakarta Selatan. Ibu Inayah ini seorang janda ia ditinggalkan suaminya 20 tahun yang lalu, dan tidak memiliki pekerjaaan apapun dikarenakan usia yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan pekerjaan. Untuk kebutuhan sehari-harinya beliau di bantu oleh anaknya yang kurang mencukupi. Beliau memiliki masalah Kesehatan seperti penglihatan yang sangat buram dan pendengarkan yang menurun, tapi beliau takut untuk melakukan operasi dan memilih untuk berobat di apotek.

Ibu Marifah

Ibu Nur Marifah adalah seorang perempuan berusia 44 tahun yang tinggal di Jl. Rasamala 3, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Hanya menyelesaikan pendidikan sampai sekolah dasar, Ia memiliki lima anak, dimana anak pertama dan keduanya bekerja. Sementara anak ketiga, keempat, dan kelima masih kecil. 

Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan yang dibiayai oleh anak pertamanya sebesar 750 ribu per bulan. Meskipun pendapatan anaknya tidak menentu. Nur Marifah adalah seorang ibu rumah tangga yang mengalami kesulitan ekonomi setelah suaminya yang bekerja sebagai tukang bangunan meninggal dunia diusia 75 tahun. Anak pertamanya bekerja sebagai ojol, sedangkan anak keduanya harus berhenti sekolah karena ekonomi dan bekerja sebagai tukang semir sepatu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline