Lihat ke Halaman Asli

Nilai Pancasila memudar, Tindakan Persekusi Menjadi Bukti

Diperbarui: 22 Januari 2024   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1200x700/editorials/2023/04/c280d0f7b4e6c211dbf6281c27856b31.jpg

Persekusi masih menjadi ancaman serius terhadap isu kemanusiaan dan keadilan. Mengapa? Tindakan persekusi tentunya sangat merugikan kelompok / individu yang menjadi korban tindakan persekusi. Sehingga pelaku Tindakan persekusi jelas tidak mencerminkan nilai sila ke-2 Pancasila.

Apa itu Persekusi? Persekusi adalah perlakuan buruk secara sistematis dan sewenang-wenang yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain. Bentuk yang paling umum terjadi adalah persekusi agama, ras, dan politik.

Tindakan persekusi tentunya memiliki faktor-faktor penyebabnya, antara lain :

  • Faktor Ekonomi
  • Faktor SDM (Sumber Daya Manusia) yang rendah
  • Faktor tidak tersedianya lapangan kerja yang cukup
  • Faktor anggapan proses hukum diintervensi
  • Faktor dunia maya
  • Faktor saling ketidakpercayaan
  • Faktor jumlah personil polisi yang terbatas

Diantara faktor-faktor di atas tentunya yang sangat menonjol adalah faktor SDM yang rendah. Seharusnya kita sebagai manusia Indonesia yang dimana penduduknya majemuk bisa berpikir bahwa tindakan-tindakan semacam itu sangat tidak manusiawi dan tidak berkeadilan.

Berikut adalah bukti-bukti bahwa tindakan persekusi masih eksis di Indonesia:

  • Kasus persekusi 2 wanita pemandu lagu di Sumbar
  • Peristiwa (1965/1966)
  • Petrus (1982-1985)
  • Peristiwa Talangsari (1989)
  • Peristiwa kerusuhan Mei 1998

Pasal yang dilanggar oleh pelaku tindakan persekusi adalah pasal 336 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 4 tahun dan denda sebesar 9.000.000 rupiah.

Persekusi sangat mengancam keadilan dan kemanusiaan di Republik yang kita cintai ini. "Selain bertentangan dengan hukum, tindakan persekusi dilarang dan bertentangan dengan Pancasila," kata Ketua Program Studi Magister Ilmu Adminsitrasi Fisip Unsoed Purwokerto Dr Slamet Rosyadi, S.Sos, M.Si. Mari bersama-sama menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan demi kerukunan di Negara yang kita cintai ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline