Lihat ke Halaman Asli

Puteri Indonesia DIY 2024, Sophie Kirana, Menjadi Pelopor Konservasi Mangrove dan Penyu di Pantai Trisik, Yogyakarta

Diperbarui: 19 Februari 2024   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Istimewa

Yogyakarta, 18 Februari 2024 - Sebagai generasi muda yang penuh kesadaran akan keberlanjutan lingkungan, Puteri Indonesia DIY 2024, Sophie Kirana (23), menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pemerintah terkait Net Zero Carbon Program dan program Social Development Goals (SDGs) tentang perubahan iklim. Perempuan yang biasa di sapa Sophie ini melakukan tindakan nyata melalui  konservasi mangrove dan pelepasan anak penyu (tukik) ke habitat alaminya. Kegiatan ini berlangsung di Pantai Trisik, Banaran, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta, Jumat (16/02/2024).  

Kegiatan konservasi ini mendapat dukungan luar biasa dari berbagai pihak, termasuk komunitas pecinta penyu, komunitas mangrove, kelompok sadar wisata Kelurahan Banaran, komunitas penggiat lingkungan, dan masyarakat setempat.Sophie Kirana menegaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai ekspresi kesadaran dan kepedulian terhadap kondisi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim yang ekstrem telah memberikan kerugian besar bagi ekosistem dan keberlangsungan kehidupan manusia.

Sumber : Istimewa

"Mangrove, selain memberikan manfaat langsung bagi lingkungan sekitarnya seperti ekosistem biota laut dan masyarakat lokal, juga memiliki peran penting dalam menyerap karbon dioksida hingga 3-4 kali lebih besar dibandingkan tumbuhan darat. Oleh karena itu, konservasi mangrove memiliki dampak yang sangat signifikan bagi keberlangsungan hidup manusia dan keseimbangan ekosistem bumi," ungkap Sophie Kirana. Dalam kesempatan ini, Sophie mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda, untuk turut serta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. "Mengambil langkah nyata seperti penanaman mangrove dan pelepasan tukik adalah langkah yang tidak hanya membawa dampak positif bagi masa depan bumi, tetapi juga memberikan warisan berharga bagi generasi mendatang," paparnya.

Konservasi mangrove tidak hanya memberikan dampak positif langsung bagi lingkungan, tetapi juga memiliki peran yang signifikan dalam memberikan edukasi kepada generasi muda. Sophie mendorong generasi muda untuk aktif terlibat dan mengambil tindakan nyata dalam pelestarian lingkungan untuk mengatasi dan menurunkan dampak negatif dari perubahan iklim dan tercipta kesadaran yang lebih besar akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan mereduksi dampak negatif dari perubahan iklim.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ekosistem mangrove, diharapkan generasi muda akan lebih termotivasi untuk terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan. "Melalui kolaborasi dan tindakan nyata, kita dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam menjaga bumi sebagai rumah kita bersama," jelas Sophie.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline