Lihat ke Halaman Asli

Raihan Rasyiddin

Mahasiswa Teknik Geologi, Universitas Diponegoro

Banyak Longsor Kecil di Bahu Jalan, Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Edukasi Masyarakat dan OPRB (Organisasi Pengurangan Resiko Bencana) Desa Kebonlegi, Magelang

Diperbarui: 12 Agustus 2022   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Salah satu titik longsor di pinggir jalan Desa Kebonlegi (dokpri)

-Kebonlegi, Kab. Magelang (30/7/2022) 

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata TIM II Universitas Diponegoro pada tanggal 30 Juli 2022 diisi dengan kegiatan "Sosialisasi Desa Tanggap Bencana di Desa Kebonlegi". Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Balai Desa Kebonlegi siang hari. Salah satu mahasiswa Teknik Geologi UNDIP yaitu Raihan Rasyiddin juga melakukan edukasi terkait pengaruh jarak jalan terhadap bencana longsor bersama 4 mahasiswa teknik geologi lainnya. Sosialisasi yang dilaksanakan dihadiri juga oleh warga Desa Kebonlegi, anggota OPRB, dan pegawai Balai Desa Kebonlegi.

Pembahasan tersebut memang dilatarbelakangi oleh kejadian longsor kecil yang sering terjadi di bahu atau tepi jalan yang ada di Desa Kebonlegi. Dimana, informasi tersebut didapatkan dari Bapak Luqman selaku Ketua Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Kebonlegi. Mengetahui hal tesebut, mahasiswa Teknik Geologi tersebut mencoba mengobservasi titik titik longsor yang ada di beberapa titik bahu jalan.

Menindaklanjuti hasil observasi yang dihasilkan, kemudian dilakukan pembuatan peta jarak terhadap jalan. Dimana, peta ini salah satu penyebab yang penting untuk dipertimbangkan karena pengaruh getaran-getaran yang dihasilkan dari kendaraan dapat mengurangi kekuatan dan struktur tanah batuan yang ada. Pada kegiatan tersebut, Raihan menjelaskan bahwa "jika semakin dekat jarak suatu bangunan terhadap jalan, maka akan semakin besar potensi longsor dari pengaruh kendaraan yang melintas". Selain itu, banyaknya kendaraan besar seperti truck dan kendaraan besar lainnya juga memperparah kondisi jalan dan memeperbesar potensi longsor yang ada.

Gambar 2. Kegiatan sosialisasi Desa Tanggap Bencana  (dokpri)

Gambar 3. Peta parameter pengaruh jarak terhadap jalan  (dokpri)

Dalam penjelasannya, Raihan juga memberikan beberapa langkah mitigasi atau rekomendasi yang dapat dilakukan. Dimana, langkah mitigasi dan rekomendasi ini disesuaikan dengan kondisi alam Desa Kebonlegi seperti meminimalisir penanaman bambu di lereng terjal, penggunaan tanaman ventifer, pembuatan rambu, dan lainnya. Dalam sosialisasi ini juga direncanakan pemasangan rambu-rambu di area rawan longsor sebagai tindak lanjut mahasiswa KKN dan aksi nyatanya. Dengan adanya kegiatan ini, harapannya warga Desa Kebonlegi dapat lebih peka dengan alam sekitar dan bencana alam yang mungkin terjadi. Harapan lainnya yaitu dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan Desa Kebonlegi sebagai desa tanggap bencana.

Penulis: Raihan Rasyiddin (Mahasiswa Teknik Geologi, Universitas Diponegoro)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline