Lihat ke Halaman Asli

Ilusi Semesta Fana

Diperbarui: 20 Februari 2023   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersandar pada piranti warna pelangi
Bagai laut biru matamu akan hanyutkan sebuah nadi
Kau rasa putih ku berkenakan sutra yang lena
Harum jasadmu mengalun bergelut kidung senda.

Retina semakin layu, sukma ku ingin berteduh
Namun waktu memaksa ku untuk lupakan peluk
Ingin ku rasa sesaat terbuai dalam mawar yang indah
Tapi ku sadari mimpi itu takan pernah terjamah.

Tajam nya ucapan satir telah bosan aku lempar
Karna rasa pilu yang pekat takan terasa pudar
Raga ku semakin gemetar dikutuk oleh waktu
Yang telah memfonis ku dalam jerat yang tak kunjung padu.

Pena ku jadi saksi tentang sebuah cerita asa
Dan kertasku yang semakin lusuh ditimpa tinta derita
Fatamorgana adalah sahabatku yang amat dekat
Hingga kini tak kunjung untuk lepaskan sekat.

Jikala malam hadir raga ku terbawa oleh waktu
Rindu masa silam ku yang telah jauh berlalu
Kadang diriku tertawa untuk tutupi rasa pilu
Namun saat pagi tiba senyum kembali layu.

Dan kini diriku hanya berteman dengan pena
Tulis setiap kisah ku hingga tinta tak ada
Syai'r yang temani ku hingga nafas terakhir
Dan tutupi semua sendu hingga mencair bagaikan air.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline