Dalam dunia pertanian yang semakin berkembang, pemahaman yang mendalam mengenai kesuburan tanah menjadi kunci kesuksesan bagi para petani dalam mencapai hasil panen yang optimal. Dalam rangka mendukung pertanian berkelanjutan, Raihannisa Rafaida Arief melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di bawah bimbingan Ganies Riza Aristya, S. Si., M. Sc., Ph. D mengenalkan alat pendeteksi kesuburan tanah berbasis Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.KTK merujuk pada kemampuan tanah dalam menukar kation -- partikel bermuatan positif seperti kalsium, magnesium, kalium, dan natrium -- dengan larutan tanah, sehingga KTK merupakan parameter penting dalam penilaian keadaan kesuburan tanah, yang mengindikasikan kemampuan tanah dalam menyediakan nutrisi esensial bagi tanaman. Alat pendeteksi kesuburan tanah berdasarkan KTK memberikan informasi berharga tentang kemampuan tanah dalam menahan dan melepaskan unsur hara yang diperlukan tanaman. Alat ini dapat mendeteksi kadar ion-ion nutrisi tanah yang berperan dalam pertukaran kation.
Alat ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi para petani dalam menilai tingkat kesuburan tanah pada lahan pertanian mereka. Keunggulan alat ini terletak pada kesederhanaan penggunaan dan rendahnya biaya produksi. Dengan alat yang dirancang secara sederhana dan biaya pembuatan yang terjangkau, petani tidak perlu khawatir mengeluarkan banyak biaya untuk memperoleh informasi mengenai kesuburan tanah mereka. Alat ini memberikan peluang bagi petani untuk mengukur tingkat kesuburan tanah pada area yang telah dikelola, sehingga petani dapat lebih efektif dalam mengelola tanah mereka dengan memperhatikan tingkat unsur hara yang tersedia. Dengan KTK menjadi indikator kunci kesuburan tanah, alat ini memberikan metode yang mudah bagi petani untuk menilai kapasitas tanah dalam menahan unsur hara dan kemudian dapat mengadaptasi strategi pemupukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil panen. Dampak positifnya akan terlihat pada hasil panen dan produksi perkebunan yang melimpah, karena petani dapat lebih teliti dalam merawat tanaman dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi tanah yang telah diukur. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keberhasilan dan mengurangi risiko gagal panen dalam usaha pertanian.
Di samping mengembangkan alat deteksi kesuburan tanah, program KKN UGM juga menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dengan tujuan memberikan pemahaman yang mendalam kepada masyarakat sekitar tentang konsep Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan signifikansinya dalam pertanian. Para mahasiswa yang terlibat dalam program ini turut menginisiasi berbagai inisiatif edukatif, termasuk penyelenggaraan acara pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) dan pelatihan interaktif kepada warga setempat. Dalam pameran TTG, mahasiswa memamerkan alat deteksi kesuburan tanah dan teknologi lain yang relevan, mengedukasi masyarakat mengenai cara penggunaan dan manfaat alat tersebut. Selain itu, melalui pelatihan yang diadakan, warga diajarkan bagaimana menginterpretasi hasil deteksi kesuburan tanah dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi kesuburan tanah yang ditemukan. Dengan pendekatan edukatif ini, program KKN UGM tidak hanya meningkatkan kemampuan warga setempat dalam mengelola tanah mereka secara efektif, tetapi juga memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan yang berharga untuk pertanian yang berkelanjutan dan produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H