Vitamin B memainkan peran sentral dalam regulasi keadaan psikologis. Vitamin B6, folat dan vitamin B12 terlibat dalam serangkaian reaksi metilasi yang menghasilkan neurotransmiter monoamine, fosfolipid, dan nukleotida.
Vitamin B6 dalam bentuk aktifnya, pyridoxal 5-phosphate (PLP), berperan dalam pengendalian konsentrasi homosistein plasma, yang merupakan faktor risiko penyakit vaskular dan penurunan kognitif di usia tua.
Pyridoxine (vitamin B6) memainkan peran penting dalam berbagai proses fisiologis. Vitamin B6 ini bertindak sebagai kofaktor pada lebih dari 100 reaksi enzim, termasuk dalam sintesis neurotransmiter seperti: asam gamma-aminobutyric, serotonin dan dopamin.
Vitamin B6 berperan dalam pembentukan hormon serotonin, melatonin dan norepinefrin. Hormon serotonin merupakan neurotransmiter yang digunakan otak untuk mengirinkan sinyal ke seluruh tubuh yang memiliki fungsu mengatur nafsu makan, ingatan, belajar, regulasi tidur, serta mengatur emosi.
Dengan kata lain, hormon serotonin memiliki peran mengatur emosi, contohnya mengurangi rasa cemas, stress, dan depresi.
Vitamin B6 dapat memiliki efek sifat penurun stress seperti efek hipotensi dan mengurangi efek samping fisiologis dari pelepasan hormon kortikosteroid.
Asupan vitamin B6 yang tidak memadai baru-baru ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kecemasan dan depresi dalam studi cross-sectional dari lebih dari 3.000 individu (Kafeshani et al., 2019).
Selanjutnya, Suplementasi vitamin B6 telah menunjukkan efek menguntungkan pada gejala emosional, seperti mengurangi iritabilitas, depresi dan kelelahan.
Vitamin B6 juga dapat memodulasi kadar magnesium, dengan beberapa bukti menunjukkan peningkatan sirkulasi dan konsentrasi magnesium pada jaringan setelah pemberian supplementasi vitamin B6 dosis tinggi.
Vitamin B6, dalam bentuk aktifnya, PLP adalah kofaktor yang diperlukan dalam reaksi dekarboksilasi dalam metabolisme triptofan, yang menghasilkan konversi neurotransmitter monoamine, serotonin.
Vitamin B6 juga dapat berfungsi sebagai pengatur mood dan suasana hati. Pengaturan suasana hati, khususnya depresi, sangat bergantung pada metabolisme triptofan dan produksi serotonin.