Kesalahan diagnosa penyakit oleh dokter tentu saja bisa terjadi. Contohnya saja pada Dinda sepupu saya, ia awalnya didiagnosa penyakit saraf terjepit, telah dilakukan pengobatan selama 2 minggu, tetapi penyakit tidak kunjung membaik bahkan makin parah. Selanjutnya ia didiagnosa terkena penyakit pengapuran, pengobatan dilakukan satu setengah bulan. Tidak kunjung ada perubahan, ia dibawa ke rumah sakit provinsi disana ia baru terdiagnosa penyakit yang mungkin tidak diinginkan oleh siapapun yaitu chondroma.
Awalnya, ia merasakan nyeri di kakinya sekitar satu tahun yang lalu. Ia hanya bilang bahwasanya kaki di bagian pangkal pahanya ngilu. Ibunya membawanya ke salah satu tukang urut. Dua minggu setelah diurut, rasa nyeri tersebut kembali dirasakan di tempat yang sama. Setelah dua bulan nyeri tidak dirasakan sama sekali. Lebaran Idul Fitri tahun 2018 masih dijalani dengan semestinya, semua tetap normal tanpa ada keluhan.
Saat lebaran kami mengunjungi rumah paman, seorang dokter kandungan. Ia menceritakan bahwa sudah tiga bulan ia tidak haid. Tindakan yang dilakukan paman saat itu ialah segera melakukan USG (ultrasonografi). Berdasarkan hasil USG tidak ditemukan hal yang ganjil. Ia hanya diberikan obat.
Selanjutnya ia dibawa ke rumah sakit di daerah dan dinyatakan terkena peenyakit saraf terjepit, pengobatan telah dilakukan sesuai perintah dokter. Karena tidak membuahkan hasil, pemeriksaan kesehatannya dipindahkan ke rumah sakit lain. Di rumah sakit itu dokter menyatakan ia terkena penyakit pengapuran/osteoearthritis (OA).
Akhirnya keluarga memutuskan untuk memindahkan ia ke rumah sakit yang lain. Setelah dilakukan ct scan, diketahui ia mengidap penyakit chondroma. Chondroma adalah tumor jinak yang terdiri dari tulang rawan hialin dewasa. Mereka umumnya memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas dan tidak agresif secara lokal.
Tumor ini disebut enchondromas ketika mereka terjadi di kanal medula tulang dan disebut chondroma periosteal atau juxtacortical ketika mereka muncul di permukaan tulang. Chondromas juga dapat timbul dari selubung tendon sinovial atau di jaringan lunak yang berdekatan dengan tendon di tangan dan kaki orang dewasa, dalam kasus seperti itu, mereka disebut sebagai chondromas jaringan lunak atau sinovial. Sekitar 60% dari enchondromas terjadi di tulang kecil tangan dan kaki.
Setelah diperiksa di rumah sakit provinsi, akhirnya dokter merujuk ke rumah sakit di Jakarta. Berdasarkan hasil pemeriksaan di Jakarta, ia tidak hanya mengidap chondroma, tetapi telah berkembang menjadi chondrosarcoma. Chondrosarcoma merupakan tumor tulang ganas yang terdiri atas anaplastik. Chondrosarcoma berasal dari kartilago primitif yang membentuk messenkim, memproduksi kartilago hialin, dna menghasilkan pertumbuhan yang abnormal dari tulang atau kartilago.
Chondrosarcoma dapat dibagi menjadi chondroma primer dan sekunder. Keganasan yang berasal dari kartilago (de novo) disebut chondrosarcoma primer, sedangkan bentuk degenerasi keganasan dari penyakit lain seperti enchondroma, osteochondroma dan chondroblastoma disebut chondrosarcoma sekunder. Chondrosarcoma sekunder tidak seganas chondrosarcoma primer. Berdasarkan lokasi chondrosarcoma dapat diklasifikasikan menjadi tumor sentral atau perifer.
Berangkat dari masalah tersebut masyarakat seharusnya mempunyai pemahaman tentang penyakit. Masyarakat bisa mencari informasi tentang penyakit pada keluarga, setidaknya salah satu dari keluarga besar ada yang menempuh jenjang pendidikan di bidang kesehatan. Atau bisa juga berkonsultasi dengan teman yang memang menguasai bidang tersebut.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui gejala penyakit apa yang sedang kita atau keluarga derita terkhusus pada zaman sekarang. Buku, media sosial sekarang telah banyak menyediakan berbagai informasi yang kita butuhkan.
Pada kasus seperti ini kita dapat melihat bagaimana pentingnya second opinion. Second opinion adalah pendapat lain yang diberikan oleh pihak kedua tentang masalah yang sama. Second opinion dalam kasus ini adalah mencari pendapat dokter lain tentang penyakit yang diderita, dalam kasus di atas perlu 3 pendapat dari dokter.