Lihat ke Halaman Asli

Muh Shiddiq Raihan

Mahasiswa Universitas Airlangga

Sejarah Kesehatan Masyarakat Setelah Kemerdekaan Indonesia

Diperbarui: 10 September 2024   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

SETELAH KEMERDEKAAN INDONESIA

MUHAMMAD SHIDDIQ RAIHAN FIRMANSYAH/191241146

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

        Kesehatan masyarakat adalah ilmu tentang perlindungan dan peningkatan kesehatan masyarakat dan komunitasnya. Upaya ini dilakukan dengan mempromosikan gaya hidup sehat, meneliti pencegahan penyakit dan cedera, serta mendeteksi, mencegah, dan menanggapi penyakit menular. Secara keseluruhan, kesehatan masyarakat berkaitan dengan perlindungan kesehatan seluruh populasi. Populasi ini dapat sekecil lingkungan setempat, atau sebesar seluruh negara atau wilayah di dunia.

        Pasca kemerdekaan, Tonggak penting perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) tahun 1951 oleh Dr. J. Leimena & Dr. Abdoel Patah selanjutnya dikenal dengan istilah Patah -Leimena., yakni cara pemulihan sakit dan upaya pencegahan penyakit kepada masyarakat dan lembaga kesehatan. Hasilnya, pada 1956, dibentuk Proyek Bekasi di Lemah Abang sebagai contoh pelayanan, pelatihan, serta pengelolaan program kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia.

        Bandung Plan berisi konsep kesejahteraan masyarakat Indonesia di bidang kesehatan. Konsep Bandung Plan sendiri memiliki asumsi bahwa pelayanan kesehatan tak melulu soal aspek kuratif yang fokus pada penyembuhan, namun juga harus dikombinasikan dengan aspek promotif yang bisa mempromosikan kesehatan dan aspek preventif yang bisa mencegah masalah kesehatan. Perhatian terhadap lingkungan baik fisik dan non-fisik pun harus menjadi sebuah kesatuan.

        Dr. J. Leimena mempresentasikan bahwa beliau mencoba mengintegrasikan pusat kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan masyarakat dan perawatan kuratif. Hal ini dilakukan agar pelayanan kesehatan di Indonesia bisa lebih efektif dan efisien. Integrasi tersebut coba direalisasikan lewat empat tingkat pengembangan bidang kesehatan masyarakat yaitu dengan melakukan pembangunan rumah sakit utama di kota, rumah sakit pembantu di daerah kabupaten, poliklinik di kawasan kecamatan, hingga pos kesehatan pada desa terpencil.

        Salah satu realisasi nyata gagasan itu tertuang dalam praktik pendidikan kesehatan yang berlaku pada 1952. Kurikulum saat itu mewajibkan para dokter yang telah lulus untuk bekerja di daerah terpencil selama tiga tahun. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan perawatan medis yang lebih merata di Indonesia.  Semakin bertambahnya masa cita-cita Bandung Plan semakin nyata sesuai tujuan programnya yaitu memperjelas peran promotif, preventif dan kuratif sebagai satu kesatuan dalam kerangka sistem pelayanan kesehatan.

        Pada Tahun 1956 ketika dibentuk program yang lebih fokus dalam Proyek Percontohan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Lemahabang, Bekasi yang dipimpin oleh dr. Julie Sulianti Saroso. Pemikiran yang benar-benar merupakan upaya perpaduan untuk menyandingkan orientasi promotif preventif dengan kuratif dalam kerangka pelayanan kesehatan primer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline