Lihat ke Halaman Asli

Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia melalui Seni Wayang Godhong Guspur

Diperbarui: 21 Juni 2024   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Goespoer

Guru Besar Penciptaan Seni Performance Art Prodi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Agus Purwantoro, M.Sn atau yang akrab disapa dengan Goespoer mempersembahkan penampilan Wayang Godhong pada Acara "Napak Bumi Nggayuh Kahyangan", di Objek Desa Wisata Tol Kayangan, Wonolelo, Magelang dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Pertunjukan kali ini, Goespoer mengangkat lakon Ijo Royo-Royo, Goespoer mempresentasikan kesuburan dan kemakmuran yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk kehidupan manusia di muka bumi. Salah satu wujud filosofis Ijo Royo-Royo itu adalah pemandangan yang hingga saat ini bisa kita lihat di Kawasan Tol Kahyangan Wonolelo, yang menjadi ikon kesuburan dan kemakmuran alam bagi masyarakat yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani sayur-mayur. Dahsyatnya, kesuburan dan kemakmuran yang dikelola oleh masyarakat setempat tidak hanya menjadi berkah bagi warga lokal tetapi juga menjadi berkah bagi banyak orang sampai ke berbagai daerah.

Wayang Godhong adalah sarana komunikasi antara manusia dengan alam semesta. Mengajak seluruh masyarakat untuk peduli dengan lingkungan guna lestarinya sumber daya alam secara berkesinambungan. Goespoer memberikan kesan menakjubkan bahwa hal sederhana seperti daun-daun bisa menjadi seni yang membangkitkan kesadaran mencintai alam.

Dokumentasi Goespoer

Menurut penjelasan Goespoer, Bumi ijo royo-royo Wonolelo ini sebenarnya memiliki makna kesakralan dan keilahian yang dapat mengilhami segalanya, mulai dari perasaan takut, kagum, bahkan menjadi perenungan yang khidmat. Seperti halnya kekaguman pendaki terhadap gunung-gunung, nelayan pada lautan, atau astronout pada angkasa, masyarakat petani Wonolelo juga seharusnya melestarikan makna sakral dan ilahiah terhadap Bumi ijo royo-royo yang dimilikinya. Makna itu yang sebisa mungkin digunakan sebagai sentral alam dan spiritual keimanan seseorang untuk memandang lingkungan sehari-hari sehingga menumbuhkan sikap-sikap pengelolaan yang bijaksana dan selaras antara alam lingkungan dan kultur masyarakat hingga masa kini.

Masyarakat Desa Wonolelo menyambut hangat performance art Goespoer dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dimana mereka ramai memadati Tol Kahyangan dengan antusias.

Dokumentasi Goespoer

Melalui seni, kita bisa menyentuh hati masyarakat dan mengajak mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan sehingga keindahannya bisa terus dinikmati. Selain pertunjukan wayang, acara ini juga dimeriahkan oleh Kesenian Jalantur oleh Warga Desa Wonolelo, Magelang. Partisipasi aktif dari masyarakat menunjukkan langkah awal kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam.

Dalam akhir pertunjukan, Goespoer menyampaikan harapannya, "Melalui pertunjukkan wayang godhong ini, kita diajak utnuk membuka dan menumbuhkan wawasan lokal tentang keakraban visual antara manusia dengan alam melalui harmonisasi zikir-zikir spiritual, dendang seni, dan tarian trance."

Dokumentasi Goespoer

Melalui pertunjukkan wayang godhong ini,Goespoer mengajak untuk membuka dan menumbuhkan wawasan lokal tentang keakraban visual antara manusia dengan alam melalui harmonisasi dzikir-dzikir spiritual, dendang seni, dan tarian trance yang mengungkapkan perasaan-perasaan alamiah manusia, sehingga kita menjadi akrab dengan lingkungan sekitar kita dan mau menjaga keberlangsungan lestarinya dalam perangkap dinamika global dunia hari ini. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Salam Lestari!

Dokumentasi Goespoer

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline