Lihat ke Halaman Asli

Tips Anti Stress Investasi Kripto!

Diperbarui: 3 Maret 2023   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Sekolah Kripto Indonesia 

Teman-teman, dalam melakukan investasi atau trading kripto, biasanya kita akan merasakan perasaan cemas atau stress. Hal ini wajar terjadi karena kripto merupakan pasar yang sangat volatil. Harga kripto bisa bergerak naik turun dalam hitungan menit bahkan hari.

Walaupun bisa mendapatkan keuntungan, tapi kamu juga harus hati-hati jangan sampai kamu malah stress karena kripto. 

Dalam dunia trading, ada yang namanya psikologi trading. Psikologi trading ini mewakili aspek emosional dari proses pengambilan keputusan trader. Setiap trader punya pemicu emosionalnya masing-masing. 

Dua emosi utama yang mempengaruhi trader adalah rasa takut dan serakah. Dua hal ini bisa menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk, misal melakukan all-in di satu aset atau menjual aset secara panik karena merasa ketakutan. 

Bahkan, kalaupun seorang trader tahu cara melakukan technical analysis dan fundamental, tetapi kalau mereka punya pikiran yang lemah atau kecemasan yang membuat mereka jadi terombang-ambing oleh emosi, bisa saja mereka bisa rugi. 

Hal ini bisa terjadi di lingkungan trading yang tidak stabil dan gampang berubah seperti kripto. 

Tahukah kamu kalau Indonesia masuk ke dalam daftar negara yang punya tingkat stress cukup tinggi terkait investasi kripto di kawasan Asia Tenggara? 

Riset ini bertema, "Where Are People Most Stressed About the State of Crypto?". Riset ini menganalisa 131 negara dan Indonesia masuk ke dalam daftar tiga besar negara yang punya tingkat stress tinggi terkait kripto di kawasan Asia Tenggara. 

Data dari riset ini berdasarkan analisis tweet yang diberi geotag tagar dari 50 aset kripto yang paling populer berdasarkan marketcap. Ada 19,29% tweet tentang kripto dari Indonesia yang menunjukkan stress terhadap kripto. 

Sedangkan untuk urutan pertama dan kedua ada Singapura dan Malaysia. Masing-masing negara tersebut memiliki persentase sebesar 24,18% dan 20,89%. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline