Lihat ke Halaman Asli

Raihana Mahdivikia Handini

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan

Apa itu Empati dalam Komunikasi????

Diperbarui: 3 Januari 2025   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Empati merupakan kemampuan untuk memahami apa yang orang lain rasakan dan pikirkan yang merupakan keterampilan penting dalam proses konseling. Empati sebagai dasar dari kepribadian konselor. dalam membina kepribadian konselor agar mampu berkomunikasi dengan klien dan dapat merasakan apa yang dirasakan klien.(Amalia, 2019)

Empati merupakan unsur yang penting dalam proses komunikasi dengan orang lain. Empati menjadi hal yang diperlukan dalam prank karena bagaimana pun prank jika dilakukan secara berlebihan akan membawa kerugian bagi korbannya. Prank sendiri menurut Setyawan (2007) merupakan kualitas atau pun proses untuk memasuki imaginasi perasaan ataupun motif orang lain (Nora Zulvianti, 2012). Empati diperkenalkan pertamakali oleh psikolog asal Jerman bernama Theodore Lipps pada tahun 1880 dengan istilah "einfuhlung" atau juga dengan sebutan "in-feeling" yang diarahkan kepada pengetahuan mengenai cara dalam memperoleh dan menyerap informasi dari orang lain mengenai kebutuhan, pengetahuan, pemahaman serta kondisi afektif yang disimpan didalam memori kolektif baik secara sengaja maupun disengaja.

Menurut Siti Aisyah Boediarja (2009) Empati sebagaimana dikemukakan kali pertama pada 1909 berasal dari bahasa latin em dan pathos yang artinya feeling into. Lima puluh tahun kemudian hal tersebut dibahas pada ilmu psikososial dan psikonaltik, bagaimana seseorang dapat meraba-rasakan dirinya sebagai orang lain dengan tetap obyektif tanpa menyertakan emosi diri. Sebagai pelayan masyarakat (public) setiap orang wajib berempati, mau dan mampu merabarasakan perasaan, pikiran,sikap dan perilaku masyarakat, tanpa melibatkan emosi diri. Dengan demikian komunikasi empati bukanlah hal yang mudah, terutama saat berhadapan dengan pasien yang bermasalah mulai dari yang sederhana hingga yang rumit dan kompleks. Keterampilan berkomunikasi dengan kesetaraan, dilandasi empati disebut komunikasi efektif. Komunikasi tersebut lebih menjamin pesan (isi komunikasi) tersampaikan dan dimengerti sehingga tujuan menggali informasi, menetapkan penanganan lebih tepat, efektif dan efisien. Kontrol diri merupakan kunci keberhasilan guna meningkatkan taraf kepuasan masyarakat, mengurangikeluhan dan tuntutan, serta mengurangi risiko kesalahan praktik klinik. Komunikasi efektif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam profesionalisme kerja.

 Empati.html menjelaskan Empati mempunyai hubungan dengan komunikasi, karena empati dapat dibangun dari komunikasi yang efektif. Namun cakupan pengaruh empati lebih luas dari komunikasi. Jika komunikasi hanya terbatas pada dua jenis saja, yaitu verbal dan non verbal, maka empati bisa terbentuk meski hanya melalui perasaan, pengetahuan dan juga keyakinan seseorang akan sesuatu Pengertian empati itu sendiri dibahasakan sebagai "Suatu pengenalan dan pemahaman status pikiran, keyakinan, keinginan, dan khususnya perasaan dari orang lain; yaitu kemampuan menempatkan diri seperti yang dialami pada keadaan orang lain atau mengalami pandangan, harapan atau emosi orang lain dalam dirinya, dan bisa dikatakan pula sebagai resonansi emosi.

Menurut Juswan Setyawan (2007), empati adalah "suatu kualitas atau proses memasuki secara penuh melalui imaginasi ke dalam perasaan-perasaan atau motif-motif orang lain". [3] Istilah empati diperkenalkan pertama kalinya oleh seorang psikolog Jerman bernama Theodore Lipps, sekitar tahun 1880- an dalam istilah "einfuhlung" atau 'in-feeling" yang menjabarkan apresiasi emosional terhadap perasaan-perasaan orang lain. Maka Komunikasi Empati ialah pengetahuan tentang cara-cara untuk memperoleh atau menyerap informasi dari orang lain tentang kebutuhan, keinginan, pemahaman, pengetahuan, dan kondisi afektif yang tersimpan dalam "memori kolektif" dari orang tersebut baik secara disengaja maupun tidak, baik yang mencakup simbol-simbol yang telah disepakati maupun belum, baik dalam bentuk bahasa biasa maupun para bahasa, dan yang mungkin terjadi melalui sarana wacana vocal maupun sarana lain-lainnya yang bersifat nonvokal. Dari pengertian empati diatas, secara gamblang dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa salah satu cara pengenalan dan pemahaman terhadap kondisi orang lain bisa kita dapatkan melalui komunikasi. Komunikasi yang baik, ditambah rasa peka akan sesuatu yang dialami atau dirasakan oleh orang lain dapat menciptakan sebuah empati yang baik pula. Sedangkan pengertian dari Komunikasi adalah proses yang dilakukan seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dalam menyampaikan dan menerima informasi. Berguna agar ia atau mereka terhubung satu sama lain. Komunikasi terbagi menjadi komunikasi lisan atau komunikasi verbal. Syaratnya harus dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. (Setyawan, 2006)

Menurut William J. Seller -- dalam Error! Hyperlink reference not valid. -- komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan(stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang "receiver" (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh "source" (komunikator). Selanjutnya ia menambahkan Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.

Komunikasi menurut Forsdale (1981) Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.

Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media) analisis pengertian komunikasi dan 5 (Lima) unsur komunikasi menurut Harold Lasswell (2007). Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).

Lasswell (1960) menjelaskan definisi komunikasi berdasarkan unsur-unsur komunikasi itu sendiri, yaitu:

1. Who? (siapa/ sumber). Sumber/ komunikator adalah pelaku utama/ pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.

 2. Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/ dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal/ non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/ maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/ organisasi pesan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline