Lihat ke Halaman Asli

Aisyah RaihanFaradila

Mahasiswa Psikologi

Membangun Kemandirian Belajar: Andragogi sebagai Strategi Efektif

Diperbarui: 15 Juni 2023   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Andragogi, yang berasal dari kata "andros" yang berarti orang dewasa, dan "agogos" yang berarti memimpin, merujuk pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Alexander Kapp pada tahun 1833. Kapp menjelaskan bahwa dalam pendidikan orang dewasa, diperlukan guru khusus, metode khusus, dan filsafat khusus. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk bekerja sama dengan muridnya (Djumena, 2016). Menurut Edward C. Linderman dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Adult Education, pengalaman peserta didik adalah sumber yang paling berharga dalam pendidikan orang dewasa (Polapa, 2015).

Malcolm Knowles, dalam bukunya The Adult Learner yang dikutip oleh Ramadhon (2016), membedakan dua model kegiatan mendidik, yaitu model pedagogi dan model andragogi. Model pedagogi memberikan otoritas penuh kepada guru dalam menentukan semua aspek pembelajaran, seperti apa yang akan dipelajari, bagaimana materi tersebut diajarkan, kapan materi tersebut diajarkan, dan apakah materi tersebut telah dipahami. Di sisi lain, model andragogi lebih menekankan peran pendidik sebagai motivator untuk mendorong dan membangkitkan minat belajar peserta didik agar dapat belajar secara mandiri. Perbedaan ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran orang dewasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran pada anak-anak (pedagogi). Dalam pendidikan orang dewasa, proses belajar dipandang sebagai sebuah transformasi, yang melibatkan aktivitas seperti memodifikasi (modifying), mempelajari ulang (relearning), memperbarui (updating), dan menggantikan (replacing) pengetahuan yang sudah ada (Djumena, 2016).

Karakteristik Orang Dewasa dalam Pembelajaran

Karakteristik unik orang dewasa memiliki dampak penting pada pendekatan pembelajaran yang efektif. Beberapa karakteristik tersebut antara lain:

  • Pengalaman dan latar belakang, orang dewasa membawa pengalaman hidup yang beragam ke dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang efektif harus memperhatikan dan memanfaatkan pengalaman ini.
  • Kemandirian, orang dewasa cenderung ingin memiliki kendali atas pembelajaran mereka. Mereka aktif dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan. Pendekatan pembelajaran yang efektif harus memberikan ruang bagi kemandirian, seperti memberikan pilihan metode pembelajaran atau mendorong partisipasi aktif.
  • Motivasi dan tujuan yang jelas, orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka memiliki tujuan yang jelas dan melihat relevansi materi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang efektif harus menghubungkan materi dengan tujuan dan motivasi peserta dewasa.
  • Orientasi pada pemecahan masalah, orang dewasa cenderung lebih fokus pada pemecahan masalah yang praktis dan relevan dalam pembelajaran. Mereka ingin mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan menerapkan pengetahuan baru secara langsung. Pendekatan pembelajaran yang efektif harus memberikan kesempatan bagi orang dewasa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata.
  • Keterlibatan aktif, orang dewasa lebih suka belajar melalui partisipasi aktif, seperti diskusi, refleksi, dan tugas yang relevan. Pendekatan pembelajaran yang efektif harus mendorong keterlibatan aktif peserta dewasa melalui interaksi, kerja kelompok, atau proyek nyata.

Dengan memahami karakteristik unik orang dewasa seperti pengalaman, kemandirian, motivasi, orientasi pada pemecahan masalah, dan keterlibatan aktif, pendekatan pembelajaran dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan belajar orang dewasa secara efektif (Budiwan, 2018).

Membangun Kemandirian Belajar

Pentingnya kemandirian belajar dalam konteks pendidikan orang dewasa dapat dijelaskan dengan beberapa alasan berikut (Mulyadi dan Syahid, 2020):

  • Motivasi yang lebih tinggi, orang dewasa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar ketika mereka memiliki kontrol penuh atas proses pembelajaran. Dengan menjadi mandiri dalam belajar, mereka dapat menetapkan tujuan belajar sendiri, memilih metode pembelajaran yang sesuai, dan mengatur waktu belajar mereka. Hal ini meningkatkan komitmen dan motivasi mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran.
  • Pengalaman dan pengetahuan yang beragam, 0rang dewasa membawa pengalaman hidup yang kaya dan pengetahuan yang beragam ke dalam proses pembelajaran. Dengan kemandirian belajar, mereka dapat menghubungkan materi baru dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki, memperdalam pemahaman mereka, dan menerapkan konsep baru dalam konteks yang relevan bagi mereka. Hal ini membuat pembelajaran lebih bermakna dan relevan bagi orang dewasa.
  • Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, orang dewasa sering dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan mengembangkan kemandirian belajar, mereka dapat melatih kemampuan mereka dalam memecahkan masalah, mengumpulkan informasi yang relevan, mengevaluasi pilihan yang ada, dan membuat keputusan yang tepat. Ini adalah keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja orang dewasa.
  • Keterampilan hidup mandiri, belajar secara mandiri juga membantu orang dewasa mengembangkan keterampilan hidup mandiri yang penting, seperti pengaturan waktu, manajemen diri, kemampuan mencari sumber belajar, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang sepanjang hidup. Keterampilan ini tidak hanya berguna dalam konteks pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan karier mereka.
  • Peningkatan kepercayaan diri, ketika orang dewasa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara mandiri, mereka merasa lebih percaya diri dan merasa memiliki kendali atas proses pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka secara keseluruhan dan memberikan dorongan positif untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi (pengetahuan), afeksi (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Manfaat tersebut antara lain adalah mengasah berbagai aspek kecerdasan, mempertajam kemampuan analisis, memupuk rasa tanggung jawab, mengembangkan daya tahan mental, meningkatkan keterampilan secara menyeluruh, memecahkan masalah, mengambil keputusan, berpikir kreatif, berpikir kritis, dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Selain itu, belajar mandiri juga memberikan manfaat yang lebih besar ketika siswa menelusuri literatur, penelitian, analisis, dan pemecahan masalah. Pengalaman yang diperoleh semakin kompleks, wawasan semakin luas, dan pengetahuan semakin kaya. Jika siswa belajar mandiri dalam kelompok, mereka juga belajar kerja sama, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri memiliki manfaat yang mencakup pengembangan berbagai aspek kecerdasan, kemampuan analisis, tanggung jawab, keberanian dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan, berpikir kreatif, berpikir kritis, serta rasa percaya diri (Mulyadi dan Syahid, 2020).

Prinsip-Prinsip Andragogi

Prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa menurut Suprijanto (dalam Suwandi, 2019) meliputi hukum belajar; penetapan tujuan; pemilihan materi pelajaran; pengembangan sikap, idealisme, dan minat; pengembangan pengetahuan; kemampuan memecahkan masalah; pengajaran isu kontroversial; dan pembentukan kebiasaan baru.

Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip ini dapat diterapkan sebagai berikut:

  • Hukum Belajar, orang dewasa dapat belajar dengan aktif dan berpartisipasi dalam pengalaman belajar yang nyata. Contohnya, seorang pekerja yang ingin mempelajari keterampilan baru dalam bidang teknologi dapat mengambil bagian dalam proyek nyata yang membutuhkan penerapan langsung dari pengetahuan yang dipelajari.
  • Penetapan Tujuan, orang dewasa perlu menetapkan tujuan yang spesifik dalam pembelajaran mereka. Contohnya, seseorang yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dapat menetapkan tujuan untuk menguasai kosakata baru atau meningkatkan kemampuan berbicara.
  • Pemilihan Materi Pelajaran, orang dewasa memiliki kebebasan untuk memilih materi pelajaran yang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Misalnya, seseorang yang tertarik dalam mempelajari sejarah dapat memilih topik atau periode sejarah yang menarik bagi mereka.
  • Pengembangan Sikap, Idealisme, dan Minat; orang dewasa dapat mengembangkan sikap positif, idealisme, dan minat dalam pembelajaran mereka. Contohnya, seorang mahasiswa yang mengambil program studi kedokteran dapat terlibat dalam kegiatan sosial atau magang di rumah sakit untuk mengembangkan sikap dan minat tersebut.
  • Pengembangan Pengetahuan, orang dewasa perlu mengembangkan pengetahuan mereka melalui membaca, belajar dari sumber yang beragam, atau mengikuti kursus dan pelatihan.
  • Kemampuan Memecahkan Masalah, orang dewasa perlu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dalam pembelajaran mereka. Misalnya, seorang profesional di bidang manajemen proyek perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang muncul dalam proyek mereka.
  • Pengajaran Isu Kontroversial, orang dewasa dapat terlibat dalam diskusi dan pemikiran kritis tentang isu-isu kontroversial dalam kehidupan sehari-hari, seperti politik atau lingkungan.
  • Pembentukan Kebiasaan Baru, orang dewasa dapat mengubah kebiasaan mereka dengan mengidentifikasi kebiasaan yang ingin diubah, merencanakan langkah-langkah konkret untuk perubahan tersebut, dan melaksanakan perubahan dengan konsisten.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline