Lihat ke Halaman Asli

Raihanah Sahl

Mahasiswa

Tagar Twitter sebagai Bentuk Pergerakan Sosial

Diperbarui: 2 Januari 2023   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi di era 4.0 sekarang meningkat sejak pandemic COVID 19 yang melanda di Indonesia. Tercatat ada sejumlah pengguna twitter 18,5 juta di Indonesia yang berada di peringkat kelima terbesar di dunia. Pengguna twitter cendrung memiliki efek sosiologis di twitter sendiri yang mana kita dapat berkicau atau mengirim pesan, menyampaikan aspirasi, cerita atau curhatan melalui tweet dan memposting kembali informasi dari orang lain, retweet. Dengan efek tersebut, twitter menyediakan fitur kicauan tersebut bisa hingga 140 karakter. Kicauan tersebut dapat dilihat secara public, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan atau komentar dari pengikutnya. Tentunya pengguna twitter tidak hanya digunakan di kalangan masyarakat. Siapa sih yang zaman sekarang tidak mempunyai akun twitter? bahkan para pejabat pemerintahan pun menggunakannya lho.

Tingginya popularitas pengguna twitter, dapat dimanfaatkan sebagai tempat jejaring sosial, seperti sarana menyampaikan aspirasi atau protes, kampanye politik, pembelajaran, gerakan sosial, informasi terbaru, dan lain-lain. Sehubungan timbulnya Gerakan-gerakan sosial yang dapat dilakukan di twitter sendiri pun, dapat kita lakukan untuk memperluas jaringan dengan menggunakan #TAGAR. Hastag sendiri menjadi popular sejak tahun 2007, dengan hastag kita dapat mencari kata kunci ketika ingin mencari informasi yang kita butuhkan, dapat juga menyaring informasi yang mana hastag sendiri digunakan untuk mengelompokkan sebuah topik.

Di twitter, terdapat fitur Trending. Yang mana efek dari penggunaan hastag. Semakin banyak pengguna twitter menggunakan Hastag tertentu pada ciutannya, maka topik tersebut akan masuk ke laman trending dan informasi yang terdapat dalam topik tersebut akan dilihat dan dibaca oleh pengguna twitter lainnya. Penggunaan twitter dapat memunculkan Gerakan sosial atau social movement terhadap masyarakat luas. Menurut Giddens (dalam Putra, dkk, 2006) Social movement yang merupakan suatu upaya untuk mencapai suatu tujuan secara bersama, kelompok melalui tindakan kolektif. Melalui social movement ini, pengguna twitter dapat mempermudah khalayak untuk mendapatkan informasi yang sedang Trending pada saat ini serta berkomentar tentang informasi yang didapatkan dari cuitan yang terdapat dalam Trending dan Hastag tersebut. Contohnya ketika COVID 19 sedang merebak di seluruh dunia, alhasil banyak sekali pengguna twitter menggunakan hastag #COVID19 atau #WFH dan sebagainya dan berakhir menjadi trending. Dalam hastag tersebut, banyak sekali informasi mengenai COVID 19, informasi mengenai virus tersebut, berita kenaikan yang terkena COVID 19, curhatan selama WFH. Dan dari topik ini, tak sedikit juga orang-orang berkomentar untuk menceritakan Kembali kehidupannya selama WFH, adapun yang menyampaikan aspirasi nya tentang virus tersebut, ada juga yang memberikan tips dan trick serta yang lebih lucu nya, ada yang membagikan produk jualannya. Lucu sekali para warga twitter.

Namun, efek negatif dari HASTAG twitter menurut teori sosial movement yaitu khalayak dapat mengeluarkan pendapat nya secara berlebihan hingga mengeluarkan kata-kata kurang menyenangkan untuk dibaca oleh khalayak. Kebanyakkan mereka lebih mengeluarkan pendapat mereka yang kurang setuju dengan suatu statement atau topik yang mereka komentari. Beberapa dari mereka menggunakan kata-kata yang terdengar santai, namun beberapa yang lain ada yang terlalu over atau berlebihan terhadap statement mereka, sehingga menimbulkan konflik.

Banyak pengguna twitter, salah satu nya saya. Menggunakan twitter sebagai sarana hiburan, informasi, tempat curhat. Kenapa? Di twitter banyak sekali meme baik video ataupun foto yang dapat kita temukan dan hal tersebut dapat membuat kita tersenyum dan tertawa. Banyak juga informasi yang saya dapatkan, seperti informasi soal parttime, berita-berita tahun baru ataupun pemerintahan. Twitter sebagai tempat curhat secara tertulis yangmana saya dapat mengeluarkan seluruh keluh kesah dalam keseharian saya.

Berbagai cara kita untuk berbagi informasi, menyampaikan aspirasi, Gerakan sosial yang dapat kita lakukan. Salah satu nya melalui sosial media, twitter dengan menggunakan hastag sehingga khalayak dapat melihat dengan bijaksana informasi yang didapatkan. Namun, disisi lain kita harus menjaga sikap, perkataan Ketika di media sosial. Karena media social itu bersifat universal dan luas, sehingga dapat menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan oleh pengguna lainnya. Sebagai khalayak aktif, kita harus mampu mengelola informasi yang baik, mempergunakannya dengan bijaksana dan dapat berkomentar sebagai bentuk responsif kita sebagai khalayak yang mendapatkan informasi tersebut melalui hastag. Bagaimana? Apakah kalian siap menjadi khalayak aktif yang bijaksana di twitter?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline