Seperti yang telah kita ketahui saat ini Indonesia bahkan Dunia sedang berada didalam suatu kondisi yang sangat sulit, yaitu karena menyebatnya virus yang menjadi sebuah pandemic yaitu virus Corona baru atau dengan nama lain Covid 19. Virus mengerikan ini didapat pertama kali di kota Wuhan.
Fakta dari WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa virus ini berasal dari hewan. Awalnya manusia tidak ada yang khawatir dikarenakan virus ini menyebar lewat perantara hewan tetapi seiring berjalan waktu virus ini ternyata bisa menyebar dari manusia ke manusia tanpa perantara hewan.
Namun pada akhirnya masyarakat di seluruh dunia menyadari bahwa penyebaran Covid-19 ini juga dapat melalui perantara manusia ke manusia lainnya, tanpa perantara hewan sekalipun, terbukti dengan adanya beberapa kasus kematian yang setelah ditelusuri pasien atau orang yang terinfeksi virus ini tidak punya rekam jejak kontak dengan hewan.
Pemerintah membuat keputusan untuk meliburkan sementara siswa dalam pembelajaran langsung disekolah tetapi hal ini tidak semata mata membebaskan siswa untuk bermain, mereka diwajibkan untuk tetap belajar dibawah pengawasan kedua orangtua.
Guru dan Dosen akan mengirimkan presensi di akhir atau di awal pembelajaran tatap maya untuk diisi oleh para siswa guna menandakan ia mengikuti proses belajar dirumah.
Tetapi permasalahan baru muncul ternyata tidak semua orang menguasai teknologi yang sudah berkembang ini, beberapa siswa mengalamai gagap teknologi dikarenakan mekanisme belajar yang sangat berbeda dengan metode yang diterapkan disekolah seperti datang-duduk-menyimak-pulang.
Teknologi Handphone dan Laptop menjadi dua senjata penting yang harus dikuasai untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh yang diselenggarakan pemerintah
Sejak tanggal 16 Maret 2020 tersebut semua kegiatan pembelajaran dari pendidikan SD sampai perguruan tinggi bahkan lembaga pendidikan informan harus tetap tunduk dengan kebijakan pemerintah yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan sistem jarak jauh.
Kebijakan ini diambil semata mata karena untuk meminimalisir penyebaran virus yang sedang melanda, apalagi dengan datangnya seluruh siswa kesekolah meningkatkan terjadinya kontak fisik antar sesama manusia.
Selain itu, guru jarang memberikan penjelasan faktual, sehingga siswa hanya dapat menyelesaikan tugas dan tidak memahami apa yang dipelajarinya. Jadi ujung-ujungnya nggak mau mikir kritis, cari saja dan salin jawabannya dari internet. Banyak hasil metode pembelajaran yang digunakan selama pandemi Covid-19.
Membuat guru dan siswa dilema. Di satu sisi, pemilihan media pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran tatap muka melalui aplikasi video agar guru dapat menjelaskan materi dengan jelas membutuhkan pendelegasian internet yang lebih banyak dan perlu pembelian secara berkelanjutan. membebani mereka Tim pengiriman internet.