Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Smart Glasses dengan Sistem Sensor Gerak Sebagai Media Pembelajaran Inovatif untuk Siswa Tunagrahita

Diperbarui: 15 Agustus 2024   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Penulis

SLB C Autis Negeri Kedungkandang adalah sekolah yang menyediakan layanan pendidikan khusus untuk siswa dengan kebutuhan khusus, termasuk siswa tunagrahita ringan. Siswa tunagrahita ringan di sekolah ini umumnya memiliki IQ dalam kisaran 50-70 dan sering menghadapi tantangan dalam memahami konsep abstrak seperti bangun ruang dalam pelajaran matematika. Pendidikan bagi siswa tunagrahita memerlukan pendekatan yang khusus dan inovatif, karena keterbatasan kognitif mereka mempengaruhi kemampuan belajar dan pemahaman materi yang disampaikan secara konvensional.

Berdasarkan situasi tersebut, tim pengabdian kami yang diketuai Mohammad Rafli Alqurni, dan beranggotakan Dio Rizky Nadar Putra, Izza Ardiansyah, dan Raihan Fadhilah Eka Kencono. Dengan penanggung jawab Dr. Tomi Listiawan, S.Pd., M.Pd. mengajukan program yang bertujuan untuk memperbaiki metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi smart glasses berbasis augmented reality. Teknologi ini menawarkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan visual, yang diharapkan dapat membantu siswa tunagrahita memahami konsep bangun ruang dengan lebih baik. Selain itu, program ini juga melibatkan penggunaan media bangun ruang sederhana yang terbuat dari kertas karton sebagai langkah awal sebelum siswa menggunakan smart glasses. Pendekatan bertahap ini dirancang untuk memastikan siswa dapat memahami konsep secara bertahap, mulai dari bentuk yang konkret hingga bentuk yang lebih abstrak melalui augmented reality.

Dokumentasi Penulis

Dalam pelaksanaan pengabdian, langkah pertama yang tim pengabdian lakuk adalah mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh SLB C Kedungkandang. Ini melibatkan survei dan wawancara mendalam dengan guru serta siswa untuk memahami tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika dan keterbatasan teknologi yang mereka alami. Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah merencanakan solusi yang tepat. Ini termasuk merancang program pelatihan yang mencakup pengembangan keterampilan berpikir matematis siswa dengan pendekatan kontekstual. Selain itu, perlu dirancang juga workshop untuk pembuatan media pembelajaran interaktif dan inovatif bagi guru menggunakan teknologi yang tersedia. 

Dalam prosesnya, pada pembelajaran geometri menggunakan teknologi  smart glasses ini diikuti oleh kelas 10 SLB C yang berisi 9 orang siswa tuna grahita, kelompok ini dipilih berdasarkan kemampuan belajar para siswa yang belum mumpuni di bidang geometri. Para siswa SLB terlibat dalam sesi pembelajaran interaktif di mana mereka dapat melihat dan berinteraksi langsung dengan visualisasi geometri yang ditampilkan oleh smart glasses. Proses pembelajaran dievaluasi secara berkala untuk mengukur kemajuan siswa dalam pemahaman konsep geometri serta efektivitas penggunaan smart glasses dalam mendukung pembelajaran mereka. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman konsep-konsep geometri oleh siswa SLB berkat dukungan visual yang diberikan oleh smart glasses.

Penggunaan teknologi canggih seperti smart glasses meningkatkan motivasi belajar siswa SLB melalui pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif. Siswa juga mengembangkan keterampilan geometri yang berguna dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selama proses pengabdian, kami mengidentifikasi kendala adaptasi teknologi oleh guru dan siswa, dan bekerja sama dengan mitra untuk mendapatkan dukungan teknis serta memberikan pelatihan intensif kepada guru dan siswa tentang penggunaan smart glasses. 

Dokumentasi Penulis

Pengabdian masyarakat ini berhasil menunjukkan bahwa inovasi teknologi dapat memberikan dampak positif yang besar dalam mendukung pendidikan inklusif dan meningkatkan kesempatan belajar bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki tantangan khusus dalam pembelajaran geometri. Mereka menunjukkan telah mengenali dan memahami jenis-jenis geometri dan contoh bangun ruang geometri di sekitar nya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan sumbangsih para dosen dan mahasiswa UM dalam memberdayakan siswa tunagrahita agar dapat mengikuti dan memahami pelajaran geometri dengan  teknologi smart glasses.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline