Lihat ke Halaman Asli

Raihan IslamiRasya

Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Resensi Buku "Filosofi Teras"

Diperbarui: 29 November 2022   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Judul: Filosofi Teras

Penulis: Henry Manampiring

Penerbit: Penerbit Buku Kompas (cetakan ke-46, Agustus 2022)

Halaman: xxiv + 320

Harga: Rp. 98.000

ukuran: 14 cm x 21 cm

Peresensi: Raihan Islami Rasya

Filosofi teras ini mengenalkan sebuah ajaran filsuf yang dikenal dengan nama stoicism, Salah satu cabang filsafat kuno yang menurut buku ini masih relevan sampai sekarang. Ajaran ini pertama kali didirikan di Athena oleh zeno sekitar awal abad ke-3 sebelum Masehi. Zeno adalah seorang pedagang kaya, tetapi sayang dia harus kehilangan segalanya ketika kapal yang membawa barang dagangannya karam. Dia mampir ke toko buku, membaca buku di sana, lalu tertarik dengan ajaran Socrates. Rasa minatnya membawanya langsung datang kepada para filsuf ternama di Athena dan belajar kepada mereka.

Tujuan utama dari Filosofi teras adalah kebijakan, keadilan, keberanian, dan menahan diri. Menurut Filosofi Teras hidup adalah sebab-akibat, butterfly effect. Kepakan sayap kecil kupu-kupu bisa menyebabkan tornado di tempat lain, stoikisme percaya bahwa kehidupan saling berkaitan  (interconnectedness). Filosofi Teras (stoicism) melihat semua peristiwa hidup sebagai sebuah keteraturan kosmos dari peristiwa-peristiwa terkait yang mengikuti aturan alam. (hal. 42)

Si penulis ingin menyampaikan hal jika ingin hidup dengan baik maka harus hidup selaras dengan Alam, artinya kita harus hidup dengan sebaik-baiknya menggunakan nalar, akal sehat, dan rasio karena itulah yang membedakan kita dengan binatang. Seharusnya kita berfokus pada hal-hal yang ada dalam kendali kita, jangan berfokus pada hal yang di luar kendali kendali kita. Seperti, kondisi fisik, pendapat orang lain, dan masa lalu. Kita tidak bisa mengontrol tindakan orang lain atau mengubah kondisi fisik kita. Semua itu sia-sia. Namun, kita masih bisa mengontrol sikap dan tindakan kita terhadap apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline