Haloo gaes, apakabarnya? semoga sehat sehat selalu yaa.
Oh iya, kalau dipikir pikir ketika kita dengar kata sehat pasti sekarang ini pasti ada sangkut pautnya nih dengan virus yang fenomenal yang mewabahi hampir seluruh dunia di mulai tahun 2019 hingga saat ini, yaitu Corona Disease 2019 (Covid-19). Virus ini diinformasikan bahwa yang membuatnya terlihat berbahaya salah satunya adalah penyebarannya yang luar biasa dan juga adaptasi virus ini terhadap lingkungan sekitar. Bahkan untuk saat ini di tanggal 22 Juni 2021 di negara kita Indonesia sudah tercatat sebanyak 2.018.113 kasus positif! waw angka yang fantastis...
Wah kalau membahas penyebaran virus pasti kita berpikiran nih bagaimana ya kondisinya di negara yang sangat ketat aturan seperti di Korea Utara? Dengar dengar kemarin ketika ada beberapa orang reaktif di negara tersebut langsung di tembak mati apakah benar? yuk mari kita bahas...
Seperti yang kita ketahui bahwa di Korea Utara mereka mengklaim bahwa tidak ada kasus reaktif lagi belakangan ini, namun apakah hal itu benar adanya? apakah dengan mengeksekusi orang yang reaktif merupakan hal yang tepat?
Menurut Informasi yang tersedia di tahun 2020 Virus Corona telah membunuh 180 tentara di negara tersebut. Kebanyakan dari pasukan yang meninggal akibat Covid-19 adalah mereka yang berjaga di perbatasan China. Adapun 3.700 lainnya dikarantina.
Dari kenyataan tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa kasus tersebut tidak hanya terhenti pada saat itu saja, pada bulan Februari lalu, Korea Utara masih mengklaim bahwa tidak ada kasus positif di negara tersebut namun mereka akan menerima hampir 2 juta vaksin AstraZeneca dari jaringan Global. Dari sini dapat kita ketahui bahwa dengan mengeksekusi orang reaktif bukanlah hal yang dapat mencegah virus corona di negara tersebut.
Hingga sampai saat ini dimana lebih dari satu tahun kasus virus Corona di negara Korea Utara masih belum dapat dijelaskan secara detail. Beberapa laporan mengatakan bahwa masyarakat negara tersebut sangat menderita dikarenakan penurunan ekonomi yang diakibatkan kebijakan lokcdown yang diterapkan.