Lihat ke Halaman Asli

Dr. Raiders Salomon Marpaung.

Guru Olahraga Purna Tugas

Indonesia Kehilangan Sang Maestro Campursari

Diperbarui: 6 Mei 2020   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok: https://www.cnnindonesia.com)

Dionisius Prasetyo yang lebih popular dikenal dengan nama Didi Kempot, seorang penyanyi dan penulis lagu campursari, congdut, pop jawa dan koplo Indonesia yang naik daun di kancah industry musik Indonesia setelah diorbitkan oleh label Musica Studio's. 

Didi yang mendapat julukan "Kempot" yang merupakan kependekan dari "Kelompok Pengamen Trotoar" grup musik asal Surakarta yang membawanya hijrah ke Jakarta, dilahirkan di Surakarta, Jawa Tengah, 31 Desember 1966. 

Didi Kempot yang merupakan putra dari seniman tradisional terkenal Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan Mbah Ranto yang sering tampil di Indosiar, memulai kariernya sebagai musisi jalanan di kota kelahirannya Surakarta, Jawa Tengah sejak tahun 1984 hingga tahun 1986 dengan bermodalkan ukulele dan kendhang.

Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1987 Didi Kempot yang mendapat julukan Godfather of Broken Heart meninggalkan kola kelahirannya, ia mengadu nasib ke Jakarta hingga tahun 1989. 

Ia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen. Sambil mengamen di Jakarta, Didi Kempot bersama temannya mencoba rekaman.

Kemudian, mereka menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's. 

Tepat di tahun 1989, Didi Kempot yang juga mendapat julukan Lord Didi mulai meluncurkan album perdananya. Salah satu lagu andalannya di album tersebut adalah "Cidro" yang kembali dibawakannya dalam konser "Didi Kempot The Godfather of Broken Heart" di Indosiar.

Lagu "Cidro" di angkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal. Jalinan asmara yang ia jalani bersama kekasih tidak disetujui oleh orang tua wanita tersebut. Itulah yang membuat lagu "Cidro" begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan. 

Sejak saat itulah Didi Kempot mulai sering menulis lagu bertema patah hati.

Empat tahun kemudian tepatnya di tahun 1993 ia berhasil meraih prestasi di level internasional, penyanyi dan pencipta lagu asal Solo tersebut mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan. 

Lagu "Cidro" yang dibawakan sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname. Tiga tahun kemudian setelah Suriname, Didi kembali meraih prestasi internasional dengan menginjakkan kakinya di benua Eropa. Pada tahun 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul Layang Kangen di Rotterdam, Belanda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline