(Dokumentasi:mandirimarathon.com)
Semangat membangun jiwa dan raga melalui gerakan olahraga semakin tumbuh dan berkembang dengan pesat. Hal ini sudah dibina sejak masa orde baru, dimana Presiden RI selaku mandataris MPR-RI dalam amanat Pembukaan Musyawarah Olahraga Nasional IV tanggal 19 Januari 1981 di Istana Negara, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengibarkan Panji Olahraga Nasional yaitu: Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat.
Untuk kalangan masyarakat generasi muda, memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat adalah dalam rangka mencari bibit-bibit berbakat yang akhirnya dapat dibina menjadi atlet-atlet berprestasi seperti Lalu Muhammad Zohri. Sedangkan bagi masyarakat dari kalangan generasi yang berusia di atas 30 tahun, berolahraga adalah suatu keharusan bila menghendaki tubuh yang sehat, kuat, terhindar dari berbagai penyakit, dan panjang umur.
Oleh karena itu, kebiasaan berolahraga perlu ditingkatkan dan informasi mengenai keuntungan/manfaat berolahraga, tentang prestasi, gagasan, fakta-fakta yang berhubungan dengan olahraga dari dalam dan luar negeri perlu disebar luaskan secara segera untuk mencapai tujuan yang pernah dicanangkan oleh pemerintahan Orde Baru melalui media komunikasi massa baik cetak maupun elektronika sehingga dapat menghidupkan motivasi para atlet dan jutaan masyarakat Indonesia yang menerima informasi tersebut, dan pada akhirnya meningkatkan aktivitas berolahraga baik di kalangan instansi pemerintah, swasta maupun di kalangan masyarakat.
Salah satu kegiatan olahraga yang masih menjadi salah satu olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah olahraga lari. Olahraga lari memiliki banyak peminat karena selain mudah dan gratis, olahraga ini juga diyakini mampu menghancurkan lemak dalam tubuh dengan cepat. Itu sebabnya sampai saat ini banyak acara perlombaan lari yang diselenggarakan di berbagai penjuru wilayah Indonesia dan luar negeri selalu ramai diikuti peserta.
Salah satu dari kegiatan lomba lari tersebut adalah Mandiri Jogja Marathon yang merupakan lomba Full Marathon, Half Marathon, 10 km dan 5 km, kembali digelar untuk ketiga kalinya pada tahun 2019 ini. Kompetisi marathon skala international ini digelar di Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan keunikan pada tradisi dan alam Jogjakarta sebagai latar belakang lomba.
Mandiri Jogja Marathon tahun ini diikuti sekitar 7500 pelari dari Sebelas negara peserta dengan rute yang dilalui melintasi 13 desa di Jogja dan tiga daerah tujuan wisata utama, seperti Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Monumen Taruna dengan memperebutkan hadiah total sebesar Rp.12.000.000,-
Mandiri Jogja Marathon tahun ini untuk kelompok full marathon open pria, didominasi oleh tiga pelari asal Kenya, Stephen Mungathia Mugambi, Daniel Gekara dan Muindi Onesmus Muasya yang berada di posisi pertama, kedua dan ketiga. Untuk kelompok open wanita, juaranya adalah Ann Mukhui Njihia, kemudian diurutan kedua adalah Jepkosgei Naum, dan diurutan ketiga adalah Sharfina Sheila R.
Kegiatan Mandiri Jogja Marathon ini bukan hanya lomba lari biasa, akan tetapi lebih dari sekedar lomba karena memiliki keunggulan dari lomba lari lainnya. Salah satu keunggulannya adalah dapat dijadikan alternatif kegiatan olahraga sambil berlibur bersama keluarga karena begitu banyak potensi wisata lain di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia begitu banyak memiliki objek wisata. Objek wisata yang ada di Jogjakarta dan sekitarnya antara lain wisata peninggalan sejarah, wisata budaya dan wisata alam. Beberapa objek wisata alam yang menjadi andalan antara lain "Goa Pindul, "River Tubing Oyo" atau disebut juga "Susur Sungai Oyo" dan "Adventure Merapi" yang dapat dikunjungi pada saat sebelum atau sesudah ajang Mandiri Jogja Marathon digelar.
Oleh sebab itu, kegiatan Mandiri Jogja Marathon layak menjadi rekomendasi untuk dimasukkan dalam agenda lari tahunan para pelari atau para penggemar olahraga lari karena dapat berolahraga sambil berwisata.