Pada awal abad ke-19, para ahli medis menyadari hubungan antara penyakit fisik dan keadaan psikologis seseorang. Orang dapat mengembangkan kecacatan fisik sebagai akibat dari gangguan mental (psikosis somatik) dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan gangguan fisik (gangguan psikosomatis).
Di antara berbagai faktor kejiwaan yang diidentifikasi berpotensi berkontribusi terhadap gejala ini adalah keyakinan agama, itu sebagian karena beberapa dokter menganggap penyakit mental tidak ada hubungannya dengan obat-obatan. Selain itu, banyak orang dengan penyakit mental dapat disembuhkan melalui cara-cara religius. Berdasarkan banyaknya kasus yang ditangani oleh kliniknya, psikolog tersebut menjadi yakin bahwa agama berperan penting dalam pengobatan kesehatan jiwa. Di antara psikolog hebat tersebut adalah Carl Gustav Jung, Alphonse Maeder, Victor E Frankl, William James, Koenig dan lain-lain.
Keyakinan, kepercayaan, dan pengalaman keagamaan diyakini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental. Secara umum dapat dikatakan bahwa orang yang beragama menjalani kehidupan yang lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak beragama Karena agama sangat berpengaruh dalam membentuk dan memelihara kesehatan jiwa, maka pendidikan agama harus diberikan kepada siswa pada umumnya dan kepada anak pada khususnya.
Pertanyaannya adalah apa dan bagaimana mengajarkan pendidikan agama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ajaran agama yang salah, baik secara materi maupun metode, akan mendorong sikap dan metode keagamaan yang salah, seperti fanatisme, eksklusivitas, pandangan sempit dan prasangka. Sikap dan pendekatan religius ini merupakan ciri orang yang religius, namun dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang rendah.
Agama, menurut bahasa sansakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak, gama = kacau). Dengan kata lain, agama merupakan tuntutan hidup yang dapat membahaskan manusia dari kekacauan. Di dunia Barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : relige, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian; perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulangulang.
Agama merupakan "satu kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup, percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rasulnya, percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia, percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari, percaya bahwa dengan matinya seseorang , hidup rohnya tidak berakhir, percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan, dan percaya kepada keridlaan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini".
Agama merupakan ajaran yang mendorong setiap pemeluknya untuk selalu berbuat kebaikan. Untuk itu, semua pemeluk agama yang dianutnya akan selalu mengamalkan apa saja yang terkandung dalam ajaran agama tersebut. Dalam hal ini, manusia tidak dapat hidup tanpa agama, sehingga agama memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Ketika orang menyimpang dari agama, jiwa mereka menjadi kosong.
Agama dapat memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan. Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan introspeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Dalam ajaran agama Islam, Alquran dapat dijadikan syifa atau obat untuk mengobati penyakit fisik dan mental. Dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang kesehatan, salah satunya berbicara tentang ketenangan batin (kesehatan jiwa) yang dapat dicapai melalui dzikir (mengingat) Allah.
Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah, adalah dia dianugrahi fitrah, atau potensi untuk mengimani Allah dan mengamalkan ajaran-Nya. Karena fitrah inilah kemudian manusia dijuluki "homo religius", makhluk beragama. Sesungguhnya agama adalah kelaziman dalam kehidupan manusia sejak lahir di dunia sama-sama dilahirkan kepercayaannya, oleh sebab itu agamalah yang paling dulu terwujud dalam jiwa manusia dari soal-soal yang lain.
Ahli sejarah agama berpendapat bahwa manusia itu menurut wataknya suku beragama, naluri suka beragama dan suka memikirkan Allah, selalu kelihatan pada tiap tiap masyarakat manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia, tinggi, bila dibandingkan dengan makhluk lain oleh karena itu untuk mangarahkan ketinggian martabat manusia dalam memahami fungsinya sebagai khalifatullah di muka bumi ini, ajaran Islam menegaskan perlunya kesatuan ilmu dan agama, maka agama menjadi sumber yang paling luhur sebab yang dibahas oleh agama adalah masalah-masalah yang mendasar untuk kehidupan manusia yaitu akhlak, kemudian dihidupkan dengan kekuatan "Ruh Tauhid" dan ibadah dengan Allah sebagai kewajiban dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di bumi ini.