Lihat ke Halaman Asli

Menjangkau Kemarau

Diperbarui: 7 September 2023   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Zaid Ahmed from Pexels

Hujan tak berkunjung
Meski sesekali alam terlihat berkabung
Dingin yang tak memberi lindung
Mematahkan kaki hingga limbung

Engkau serupa kemarau
Kita bersama, tetapi tak saling menjangkau
Kering yang memecahkan telapak kaki
Hingga pedih menusuk ulu hati

Engkau adalah kemarau
Yang kulindungi mengitari ratusan risau
Namun, balasanmu serupa tikam
Membuat hatiku pecah dan kelam

Kini kupahami menjangkau kemarau
Melelahkan dan membunuh pukau
Tentangmu selalu ranum doa
Mungkin saatnya kusudahi nelangsa

Ternyata hujan itu abadi di mataku
Rintiknya berbaur dengan sedu

Mungkin sebentar lagi hujan datang
Bukan sekadar dari mataku yang malang
Aku ingin melihat derasnya saat pulang
Hingga kubawa setia ini tanpa meradang

Bersamamu aku telah menjangkau kemarau
Dalam belasan kurun yang tanpa gurau
Aku hanya ingin pulang bersamamu dibawa hujan
Terlalu lama aku merantau mencintai kemarau

Sehebat apa pun kemarau itu
Aku masih berjuang tumbuh
Di antara kering dan meranggasnya pilu
Agar hati yang kubawa tetap sembuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline