Lihat ke Halaman Asli

Tanaman-Tanaman yang Berpotensi sebagai Biopestisida

Diperbarui: 27 Desember 2023   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kemudahan akses infomasi utamanya pada media sosial membawa kita menyadari satu hal bahwasanya semakin banyak orang-orang yang peduli tentang apa yang mereka makan. Salah satu contohnya, bermunculan kampanye pentingnya mengonsumsi sayuran-sayuran organik. Contoh lainnya adalah seruan akan pentingnya mencuci sayuran dan buah-buahan dengan baik dan benar agar tidak ada sisa pestisida yang masih menempel. Kedua contoh itu merujuk pada penggunaan pestisida kimia pada produk pertanian. Pestisida tersebut bila dikonsumsi oleh manusia baik secara sengaja maupun tidak akan dapat menimbulkan efek-efek buruk bagi kesehatan manusia.

Berkaitan dengan makin banyaknya orang-orang yang sadar akan bahaya pestisida kimia maka semakin gencar juga praktik-praktik pertanian organik dengan memanfaatkan pupuk maupun pestisida alami. Walaupun penggunaan pestida alami (biopestida) dalam industri pertanian yang besar masih memiliki banyak hambatan sehingga belum banyak yang mengaplikasikannya, penggunaan biopestisida dapat digunakan dalam skala rumahan. Maksud dari skala rumahan adalah kita dapat memasok kebutuhan rumah tangga terhadap sayuran dengan menanamnya pada lahan rumah atau lahan pribadi. Penanaman untuk konsumsi pribadi tentunya akan lebih baik bila menggunaan biopestisida untuk menangani hama.

Berbagai jenis tanaman/bahan dapat dimanfaat untuk menjadi pestisida alami yang ampuh menangkal hama. Berikut ini adalah beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk biopestisida utamanya pada komoditas sayur.

1. Pacar Cina

Tanaman pacar cina dapat dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pestisida. Daun tanaman pacar cina mengandung senyawa aktif metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, flavoida, tannin yang mampu menghambat perkembangan serangga, utamanya sangat efektif untuk hama tungau pada tanaman kubis. Cara pembuatan biopestisida dengan tanaman ini adalah dengan menghancurkan 50 ranting/kulit batang. Tambahkan 1 liter air, kemudian dididihkan selama 45-75 menit. Larutan disaring dan disemprotakan pada tanaman

2. Bawang Putih

Bawang putih dapat dimanfaatkan seluruh umbi, daun dan bunganya sebagai pestisida. Bawang putih mengandung senyawa aktif seperti tannin, minyak atsiri, dialisulfida, alisin, dan enzim alinase. Kandungan pada bawang putih tersebut dapat bersifat insektisida untuk mengusir hama serangga, nematisida untuk mengusir hama cacing, fungisida untuk mengusir hama jamur. Ekstrak bawang putih biasanya digunakan untuk hama kepik/lalat pada tanaman sawi. Cara pembuatannya adalah mencampurkan 2 buah bawang putih kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Lalu tambahkan air dengan perbandingan 1:9, disaring kemudian disemprotkan pada tanaman.

3. Bawang Merah

Bawang merah dapat dimanfaatkan umbinya karena mengandung senyawa aktif minyak atsiri, sikloaliin, metialin, dihdroalin, flavonoid, likosida, saponin, peptida. Ekstrak bawang merah dapat dimanfaatkan untuk mengatasi hama semut, tungau, dan trips pada tanaman cabai merah. Cara membuatnya yaitu dengan memasukkan umbi bawang merah yang sudah ditumbuk ke dalam 1 L air mendidih. Biarkan selama 24 jam, kemudian disaring dan dapat disemprotkan pada tanaman.

4. Pepaya

Pepaya dapat dimanfaatkan daun, biji, dan buah mentahnya untuk biopestisida. Kandungannya adalah alkaloid, saponin, dan flavonoid yang efektif menyebabkan kematian ulat kubis. Cara pembuatannya yaitu daun papaya direbus dengan air yang mendidih kemudian didiamkan selama 10 menit, lalu disaring dan disemprotkan pada tanaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline