Lihat ke Halaman Asli

Opini: Bahaya Polybag Terhadap Media Tanam

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Terkadang gue mikir kalo gue ini petani "murtad". Kuliah di Fakultas Pertanian Unpad, tetapi bekerja di bidang yang lain. Tahun lalu, gue tiba-tiba berpikiran kritis mengenai ini: sebenernya bahaya gak sih polybag untuk pertanian? Secara polybag itu terbuat dari plastik dan, sepanjang karir gue di dunia kampanye lingkungan, yang gue pahami adalah plastik akan mengeluarkan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik bila terpapar cahaya matahari terus-menerus, kehujanan, dikubur, apalagi dibakar. Hari ini, gue punya kesempatan untuk menuangkan pemikiran ini untuk kita diskusikan bersama.

Let me do mini "research" here...

Polybag biasnya digunakan untuk pembibitan tanaman. Setelah cukup besar (waktu bergantung pada masing-masing tanaman), tanaman tersebut harus dipindah tanamkan. Ploybag ini terbuat dari plastik. Umumya berwarna hitam. Ukuran diameternya pun bermacam-macam. Waktu gue kuliah dulu, gue sering banget pakai polybag saat praktikum mata kuliah tertentu. Bahkan, gue memakai polybag saat penelitian untuk skripsi.

Polybag yang gue gunakan waktu penelitian Jintan Hitam, jumlahnya diatas 100 buah polybag (Foto diambil tahun 2011)

Semenjak gue fokus mengurusi Diet Kantong Plastik, gue sangat sering membaca jurnal maupun artikel mengenai kantong plastik, bahaya, dan dampaknya. Sejak pembuatannya pun, kantong plastik membutuhkan minyak bumi dan gas alam (hasil sampingannya) sebagai bahan baku. Melalui serangkaian proses pabrik, bahan baku tersebut diekstrak menjadi polyetilen. Polyetilen tersebut kemudian dibuat menjadi bijih plastik. Bijih plastik inilah yang akan dicetak menjadi berbagai macam bentuk, ukuran, dan warna. Bayangin deh, berapa banyak bahan bakar minyak yang dibutuhkan untuk proses ini! Setelah menghasilkan produk jadi (bisa kantong plastik, botol plastik, gelas plastik, ember, polybag, dan lain sebagainya), kemudian didistribusikan ke berbagai tempat melalui jalan darat, laut, atau udara. Bayangin lagi deh itu bahan bakarnya pakai apa. Sampai ke konsumen, si barang plastik ini ada yang sekali pakai dan ada juga yang masa pakainya lama. Ujung-ujungnya dibuang juga. Syukur-syukur ada yang mengumpulkan dan diolah kembali jadi plastik. Namun, kondisi terakhir ini memang belum banyak.

Lalu, apa yang terjadi setelah plastik selesai digunakan? Ada yang dibakar, ada yang dibuang ke saluran air (ujung-ujungnya bisa sampai ke sungai dan bahkan laut), dikubur, atau ditimbun di tempat pembuangan sampah. Semuanya menimbulkan masalah lingkungan. Korbannya banyak, kita dan juga makhluk hidup lainnya. Kondisi seperti inipun terjadi pada polybag. Setelah masa pembibitan selesai, polybag-nya dikemanakan? Hayo...

Oleh karena itu, gue mengajukan hipotesis bahwa penggunaan polybag ini menimbulkan pencemaran baik pada media tanam dan lingkungan.

Mari kita sedikit membuktikan berdasarkan studi literatur yang gue lakukan via daring.

Jika ingin mengetahui tentang polybag, silahkan blogwalking kesini.

Kalau ingin mengetahui keuntungan dan kerugian menggunakan polybag, silahkan tengok disini.

Boleh juga tengok dan kritisi tulisan disini tentang pembuatan polybag.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline