Lihat ke Halaman Asli

Rahula Hananuraga

Dosen Ilmu komunikasi Institut Nalanda

Makna Menjadi Seorang Samana

Diperbarui: 1 September 2024   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Seorang Bhikkhu adalah individu yang telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk sepenuhnya mengabdikan diri pada jalan spiritual. Menjalani hidup sebagai Bhikkhu bukan hanya soal mengenakan jubah dan mengikuti ritus keagamaan, tetapi juga merupakan komitmen mendalam untuk menjalani ajaran Buddha dengan integritas, disiplin, dan pengabdian yang tulus.

Pakaian seorang Bhikkhu, yaitu jubahnya, bukan sekadar simbol atau identitas. Jubah tersebut melambangkan pelepasan duniawi dan komitmen penuh terhadap kehidupan spiritual. Ketika seorang Bhikkhu mengenakan jubah, ia mengambil janji untuk menjauhi kehidupan yang terikat pada kepentingan duniawi seperti kekayaan, status, atau kesenangan material. Oleh karena itu, seorang Bhikkhu diharapkan untuk melayani dengan hati yang tulus, mempraktikkan kebajikan, dan menjadi teladan bagi umat, bukan sekadar menjalani kehidupan monastik untuk memperoleh keuntungan duniawi.

Namun, dalam kenyataannya, ada godaan-godaan duniawi yang kadang-kadang dapat menggoyahkan komitmen seseorang. Terkadang, seorang Bhikkhu mungkin tergoda untuk meninggalkan jubahnya demi keuntungan materi atau status sosial. Hal ini bisa terjadi ketika tekanan dari kehidupan duniawi atau godaan untuk kembali ke kehidupan lampau menjadi begitu kuat.

Konsistensi dalam menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu adalah hal yang sangat penting. Bhikkhu harus senantiasa waspada terhadap godaan duniawi dan selalu berusaha mengingat janji yang telah diambil ketika pertama kali mengenakan jubah. Ini adalah komitmen untuk menjaga disiplin moral (sila), melatih konsentrasi (samadhi), dan mengembangkan kebijaksanaan (panna) demi mencapai pembebasan sejati.

Seorang Bhikkhu yang konsisten dalam pelayanannya tidak hanya menjaga integritas dirinya, tetapi juga memberikan pengaruh positif bagi komunitas dan umat yang ia layani. Umat akan melihat ketulusan dan dedikasi Bhikkhu tersebut, dan ini akan memperkuat kepercayaan mereka terhadap ajaran Buddha.

Penting untuk diingat bahwa Bhikkhu adalah pelayan Dhamma, bukan pengambil keuntungan duniawi. Ketika seorang Bhikkhu menjaga komitmennya dengan penuh konsistensi, ia tidak hanya melindungi dirinya dari godaan duniawi tetapi juga menjaga kesucian Sangha, komunitas monastik, sebagai institusi yang berfokus pada penyebaran kebijaksanaan dan kedamaian batin.

Dengan demikian, seorang Bhikkhu hendaknya selalu mengingat tujuan utama dari kehidupan monastik, yaitu pembebasan dari penderitaan melalui pemahaman sejati tentang Dhamma. Jubah yang dikenakan hendaknya selalu dihayati sebagai simbol pelepasan, bukan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan duniawi. Dengan menjaga komitmen ini, seorang Bhikkhu tidak hanya melayani dirinya sendiri, tetapi juga seluruh umat yang menggantungkan harapan spiritual mereka padanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline