Lihat ke Halaman Asli

Rahmi Yanti

Mahasiswa

Pentingnya Mempelajari Psikologi Agama untuk Tenaga Pendidik Agama Islam

Diperbarui: 10 Januari 2024   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Nur Rohma dalam bukunya yang berjudul psikologi agama menjelaskan bahwa "Psikologi Agama adalah cabang dari psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya, serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Atau ilmu yang berusaha untuk menjelaskan pekerjaan, pikiran dan perasaan seseorang terhadap agama. Baik dia orang yang beragama, acuh tak acuh terhadap agama ataupun yang anti agama. Yang berarti bahwa yang diungkap dan dijelaskan adalah proses mental orang tersebut terhadap keyakinannya." 

(Nur Rohma, 2020) 

Sementara itu, Zakiah Darajat berpendapat bahwa 

"Psikologi Agama adalah meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh Keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Di samping itu Psikologi Agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut."

 Menurut Yahya Jaya sendiri 

"Psikologi Agama adalah ilmu tentang pengaruh agama terhadap kehidupan jiwa dan kejiwaan manusia sikap dan tingkah laku serta hubungan komunikasi dan interaksi dengan Tuhan, dan lingkungan. Psikologi Agama adalah ilmu yang mengkaji tentang proses pertumbuhan dan perkembangan jiwa keberagaman manusia dalam semua tingkat perkembangan dan segala kemungkinan evolusinya." 

Dari pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa psikologi agama merupakan cabang ilmu psikologi yang mengkaji perilaku keagamaan seseorang dari segi psikologis atau mengkaji kondisi psikologis seseorang dari segi agama. Misalnya bagaimana ketika kita sedang stres atau depresi kemudian kita pergi mengambil air wudhu, sholat, berzikir, dan setelahnya membaca ayat-ayat suci Alquran. Setelah melakukan itu semua kita merasa plong, seakan-akan beban besar yang kita pikul sudah hilang. Bahkan kita merasa jauh lebih tenang dari sebelumnya. 

Seluruh energi positif hadir, seolah-olah menyegarkan mental dan jiwa kita. Kita yang semula stres dan depresi karena suatu hal, malah terlihat seperti tak punya masalah sama sekali. Inilah yang disebut bagaimana kondisi psikologis seseorang mempengaruhi agamanya. Atau ketika kita mendengarkan ayat-ayat suci Alquran kita merasakan getaran hangat, seolah ada energi positif yang memberikan pijatan hangat, dan memberikan sentuhan terapi tanpa sengaja. Padahal sebelumnya kita baik-baik saja, hanya saja ada semacam tarikan energi positif, saat kita mendengarkan ayar-ayat suci tadi. Inilah yang disebut bagaimana perilaku agama mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. 

Yusron dan Irwansyah dalam bukunya yang berjudul "Psikologi Agama" menerangkan bahwa ruang lingkup Psikologi Agama meliputi; kegiatan ibadah seseorang yang meliputi Ubudiyah dan muamalah, gerakan-gerakan kemasyarakatan yang muncul dari masyarakat beragama, budaya-budaya yang ada dalam masyarakat akibat pengalaman agama serta suasana keagamaan dalam lingkungan hidup seiring dengan kesadaran beragama yang ada dalam masyarakat. 

Sebagai contoh; Banyak sekali gerakan-gerakan kemasyarakatan yang hadir karena kesadaran beragama yang baik. Misalnya gerakan cinta Palestina, dimana orang-orang di dalamnya adalah sejumlah relawan yang telah mengumpulkan dana, membantu bersuara, memberikan dukungan secara lahiriah, serta menunjang beragam fasilitas kepada rakyat Palestina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline