Sedang asyik-asyiknya diri fokus di grup guru inspirator, tiba muncul chat dari nya, yang isinya tidak lain seputar keresahan dan kerapuhan saja.
Diri baru tersadar, ternyata diri salah kirim video tentang kasih sayang seorang ibu yang diperuntukkan untuk beberapa sahabat yang masih memiliki seorang ibu.
"Hmmm....ternyata masih simpan nomor watsapp ku toh " Benakku berkata. Selanjutnya kami saling sahut di watsapp.
"Kamu masih di Jawa ?"
"Kamu g kangen ?"
"Rahmi.."
Itulah chat nya menyapa, walaupun sudah ku buka namun otakku berpikir, pantas saja tak bisa hilang bayangannya. Tetap saja diri ini sudah terlanjur kurang respect, sejak pertengahan Agustus lalu. Sehingga kubalas dengan video aktivitas menulis yang sedang ku perjuangan. Tak lupa doa agar dirinya baik-baik saja.
"Kita lihat saja kalau ketemu " Balasnya memancing dan selalu memancing kebaperan. Dalam hati, sudah tahu benang merahnya tentangmu. Sebenarnya dirimu sedang menderita penyakit yang lumayan berbahaya secara psyikis, dan bahkan terlihat dari fisikmu juga.
Masih kasar dalam bahasa, dikirimnya foto-foto kesedihan dan kesusahan serta kesepian nya, trik memancing empatik diri untuk berbagi.
"Laper" chatnya di hari ketiga,