Lihat ke Halaman Asli

Rahmi R

Mahasiswa

Musim Kemarau, Produksi Garam Petani di Jeneponto Melimpah

Diperbarui: 25 Oktober 2023   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Musim kemarau ternyata tidak selamanya menimbulkan penderitaan seperti krisis air bersih hingga cuaca panas diatas rata-rata.

Disisi lain, segelintir masyarakat justru mendapatkan dampak positif dari musim kemarau yang berkepanjangan seperti bagi para petani garam yang ada di Desa Punagaya, Bangkala, Jeneponto, Sulawesi Selatan. 

Masyarakat setempat yang umumnya bekerja sebagai petani garam mampu memproduksi lebih banyak dibandingkan saat musim hujan. 

Salah satu petani garam, Basri mengaku pada musim kemarau, ia mampu menghasilkan garam sekitar 40-50 karung dalam sehari dibandingkan pada musim hujan yang hanya bisa memproduksi garam maksimal 5-10 karung per harinya.

Meski begitu, meningkatnya produksi para petani garam tidak sebanding dengan harga jualnya.

Hal ini dikeluhkan Basri, ia mengaku harga garam cukup relatif murah dibandingkan harga bumbu dapur lainnya yakni hanya berkisar antar Rp 40.000 hingga 50.000 per karung.

"Yang menjadi permasalahan kami khususnya petani garam yaitu harga garam yang murah, yakni 40.000 sampai 50.000 per karung", ungkapnya, Sabtu (21/10) 

Namun, ia pun tetap bersyukur sebab keuntungan yang didapatnya cukup meningkatkan diakibatkan produksi garam yang banyak di musim kemarau.

"Meskipun harga garam terbilang murah, namun omzet yang didapat per hari dirasa lebih dari cukup", pungkasnya 

Citizen Reporter: Rahmi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline