Lihat ke Halaman Asli

Lukisan

Diperbarui: 26 Oktober 2022   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hal sederhana yang selalu kita cintai
Termenung sambil memandang ke atas
Melihat Langit biru
Memandang awan yang bergerak perlahan
Merasakan Gerak dedaunan dihembus angin
Berhitung perlahan-lahan beriringan dengan geraknya waktu dan matahari

Bau hijau rerumputan
Hamparan sawah hijau yang membangkitkan kerinduan
Rintik hujan yang perlahan-lahan membuat ritme seirama
Membuka rasa baru dan hirupan udara segar yang bahkan mampu mengangkat perih dan sepi
Membaukan tanah yang telah gersang menjadi baru dan kembali lembab lagi

Bukit-bukit yang hijau dengan pepohonan
Suara jangkrik yang terngiang-ngiang sebagai lagu nya
Kokok ayam sebagai alarmnya
Walau tiada pantai didekatnya
Bayangan dan rasanya akan selalu jelas nampak di mata
Karena bunyi ombak dan indahnya
Biru kelap kelip cahaya telah terkunci sebagai ingatan permata

Kita bahkan tidak perlu berpikir dan khawatir apa-apa, tetap memandang semesta
Cukup lakukan ibadah sambil menunggu matahari mengubahnya menjadi jingga

Kita memiliki nya dalam dada
Hal sederhana yang membuat bahagia
Tapi terus saja kita cari dimana
Bukan karena a nya atau b nya atau sebagainya
Tapi kita saja yang sering melupa
Mencari mana yang asli atau serupa
Padahal yang dicari sudah ada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline