Lihat ke Halaman Asli

Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing UKM Keripik Singkong Kriuk Seru melalui Peningkatan Kapasitas Produksi dan Manajemen Usaha

Diperbarui: 19 Agustus 2022   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Logo kemasan Keripik Singkong Kriuk Seru/dokpri

Keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah komponen yang  krusial di dalam aktivitas perekonomian penduduk Indonesia karena kapabilitas sektor UKM untuk menyerap tenaga kerja dan meminimalisir masalah pengangguran yang terbukti lebih efektif dibandingkan dengan industri besar (Imelda, 2017). 

Perekonomian daerah akan berkembang bila industri kecil dan menengah yang ada di desa/ kelurahan mampu tumbuh dan bertahan hidup (Djuwendah, 2020). 

Sektor UKM juga termasuk dalam kategori usaha sederhana sehingga seringkali terkendala dengan pengelolaan manajemen dan pengurusan administrasi keuangan. 

Untuk meningkatkan daya saing UKM, diperlukan pengelolaan yang baik dan optimal misalnya dengan menambah kapasitas produksi berupa peningkatan adopsi teknologi, penambahan kapasitas mesin, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). 

Sebagai suatu usaha, keberadaan UKM memiliki entry barrier yang rendah, karena adanya kemudahan mendapatkan bahan baku utama, penggunaan mesin pendukung yang relatif sederhana, dan ketersediaan SDM. Hal ini menyebabkan tingginya persaingan di antara para pemilik usaha. 

Kendala yang seringkali ditemui terkait pengembangan UKM yaitu kurangnya modal, manajemen usaha yang belum optimal, kurangnya adopsi teknologi dalam proses pengolahan dan pengemasan serta jangkauan pasar yang belum luas (Imelda, 2017). 

UMKM Kriuk seru merupakan salah satu dari banyak UKM yang ada di Indonesia. UKM ini dipilih untuk menjadi objek pengabdian masyarakat karena memiliki beberapa kelemahan yang terjadi yaitu: 

1) Proses pengirisan singkong menggunakan alat manual dengan kapasitas sedikit dan minimnya peralatan penunjang, 2) Pengemasan produk belum menarik dan belum memiliki registrasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), 3) manajemen usaha belum optimal dan belum ada pembukuan keuangan, 4) Kurangnya kegiatan promosi sehingga pemasaran terbatas pada wilayah Kecamatan Cimahi Utara. 

Tujuan kegiatan pengabdian yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan memperbaiki manajemen usaha dan memperluas pangsa pasar. Metode yang digunakan yaitu sosialisasi, pelatihan, penyuluhan dan pendampingan. 

Solusi yang diberikan meliputi: 1) pelatihan penggunaan alat pengiris singkong otomatis dan penambahan peralatan penunjang, 2) pelatihan pengemasan menggunakan hand sealer dan pendampingan pengurusan PIRT, 3) pelatihan pembukuan keuangan, 4) pelatihan pembuatan media promosi dan pendampingan perluasan pangsa pasar ke wilayah Kota Cimahi. Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama bulan April-Oktober 2022.

Tim Pengabdian masyarakat diketuai oleh Intan Cynara Valentina Putri, beranggotakan Rahmi Mudia Alti, sebagai anggota 1 dan Yoana Nurul Asri sebagai anggota 2. Semua Tim merupakan dosen tetap pada Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik  Universitas Nurtanio, Bandung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline