Mengikuti undangan Babeh Helmi untuk ngebatik hari ini di Museum tekstil, aku dengan keponakanku berangkat dari rumah jam ½ 10 dengan sama-sama berbatik ria juga karena libur jalanan tidak terlalu macet hanya macet sebentar daerah petamburan karena ada acara majelis Rasulullah sepertinya karena banyak orang – orang Forkabi berjaga-jaga dan dari spanduk yang kubaca “selamat datang tamu baginda Rasulullah SAW”
Sampai dimuseum jam 10 kurang kulihat masih sepi belum ada orang-orang yang kukenal, depan museum banyak yang berjualan barang bekas. Aku dan keponakanku awalnya duduk menunggu tapi karena belum datang juga setelah beberapa menit akhirnya aku masuk dan sempat berfoto ria sedikit didalam museum.
Museum Tekstil menempati gedung tua di Jalan K.S. Tubun / Petamburan No. 4 Tanah Abang, Jakarta Pusat
[caption id="attachment_142162" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Tekstil (http://id.wikipedia.org)"][/caption]
Gedungnya sendiri pada mulanya adalah rumah pribadi seorang warga negara Perancis yang dibangun pada abad ke -19 Kemudian dibeli oleh konsul Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri yang menetap di Indonesia. Selanjutnya tahun 1942 dijual kepada Dr. Karel Christian Cruq.
Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 didiami oleh Lie Sion Pin. Pada tahun 1952 dibeli oleh Departemen Sosial dan pada tanggal 25 Oktober 1975 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta yang untuk kemudian pada tanggal 28 Juni 1976 diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Museum Tekstil. (Wikipedia)
[caption id="attachment_142167" align="alignleft" width="247" caption="Keponakanku dibelakangnya Masterpieces Batik (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_142170" align="alignright" width="283" caption="Ikutan Narsis dibelakangku Masterpieces Batik (Dok. Pribadi)"][/caption]
[caption id="attachment_142172" align="alignleft" width="258" caption="Kain Altar Tegal (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_142173" align="alignright" width="286" caption="Dok. Pribadi"][/caption]
[caption id="attachment_142179" align="alignleft" width="265" caption="Batik Kompeni (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_142182" align="alignright" width="267" caption="Dok. Pribadi"][/caption]
[caption id="attachment_142184" align="aligncenter" width="500" caption="4 macam kain batik (Dok. Pribadi)"][/caption]
Karena museum tekstil tidak begitu besar beberapa menit kemudian aku keluar sebentar untuk mengecek apakah sudah ada teman yang datang. Baru saja duduk sebentar didepan, babeh menelepon ternyata didepan sudah ada babeh dan anaknya saras serta ada kang iwan, beberapa lama kemudian Suri datang.
Hingga jam 11 teman-teman belum juga bertambah, sedangkan keponakanku sudah tidak betah, dan perutku sudah sangat melilit karena baru hari pertama “tamu”ku datang. Akhirnya aku memutuskan untuk pamit walaupun menyesal tidak jadi “ngebatik” tapi tak apalah mungkin lain waktu aku berkesempatan datang lagi.
Diperjalanan pulang hujan besar ditambah angin yang tidak kalah besarnya hingga payungku pun terbalik, sampai beberapa kali aku harus meneduh. Tapi bersyukur walaupun perut melilit, baju basah akhirnya sampai juga dirumah dan bisa membagi pengalaman yang cuma sedikit ini kepada teman-teman.
Salam Batik
-RH-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H