Lihat ke Halaman Asli

Rahmi Hendri

Mahasiswa

JKN dan BPJS Kesehatan : Melihat Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Program Kesehatan Nasional

Diperbarui: 21 Desember 2024   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, menjadi salah satu upaya strategis pemerintah Indonesia dalam memberikan akses kesehatan universal. Dimulai sejak 2014, program ini bertujuan melindungi setiap warga negara dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai. Namun, seperti halnya program besar lainnya, JKN menghadapi tantangan yang memerlukan perhatian bersama.

Manfaat dan Prinsip Program JKN

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, menjadi salah satu upaya strategis pemerintah Indonesia dalam memberikan akses kesehatan universal. Dimulai sejak 2014, program ini bertujuan melindungi setiap warga negara dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai. Namun, seperti halnya program besar lainnya, JKN menghadapi tantangan yang memerlukan perhatian bersama.

Manfaat dan Prinsip Program JKN

JKN menawarkan berbagai manfaat, termasuk pelayanan kesehatan dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut, layanan darurat, rawat inap, serta jaminan obat-obatan. Prinsip utamanya adalah asuransi sosial melalui iuran wajib dari peserta, serta ekuitas, yaitu kesetaraan akses layanan kesehatan tanpa memandang tingkat iuran yang dibayarkan.

Namun, keberlanjutan program ini bergantung pada kepesertaan aktif, termasuk pekerja formal, informal, dan warga negara asing yang bekerja di Indonesia. Masalah kepesertaan aktif sering menjadi kendala besar, terutama di wilayah terpencil.

Tantangan Implementasi Program JKN

Beberapa tantangan yang sering muncul dalam pelaksanaan JKN antara lain:

  1. Kepesertaan Tidak Aktif Banyak masyarakat, khususnya di daerah pedesaan, tidak memahami pentingnya keanggotaan JKN atau menghadapi kesulitan dalam pembayaran iuran.
  2. Prosedur Pelayanan Berjenjang Sistem rujukan yang kompleks sering kali menjadi penghambat, khususnya bagi peserta yang memerlukan pelayanan mendesak.
  3. Ketidakpuasan Terhadap Layanan Banyak peserta mengeluhkan waktu tunggu yang lama, ketersediaan obat yang terbatas, dan perbedaan standar pelayanan antara fasilitas kesehatan.
  4. Kesenjangan Layanan Tidak meratanya fasilitas kesehatan di berbagai daerah menyebabkan ketimpangan dalam akses dan kualitas layanan.

Sanksi dan Perlindungan Hukum

Dalam rangka memperkuat kepatuhan, pemerintah memberlakukan sanksi bagi pemberi kerja yang tidak mendaftarkan pekerjanya ke BPJS atau tidak membayar iuran. Sanksi ini mencakup teguran tertulis, denda administratif, hingga ancaman pidana. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi pekerja sebagai bagian dari sistem jaminan sosial nasional.

Kesimpulan dan Harapan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline