Pisang merupakan tumbuhan yang batang, daun, dan buahnya bisa dimanfaatkan oleh manusia. Namun, bagian kulit buahnya tidak banyak digunakan sehingga hanya berakhir menjadi limbah di lingkungan. Banyaknya limbah dari sisa olahan kuliner khas Makassar mengawali adanya inovasi ini. Untuk mengurangi keberadaan limbah, kulit pisang diubah menjadi sebuah produk bermanfaat seperti semir sepatu.Selain kulit buah dibutuhkan juga beberapa bahan pendukung untuk menyempurnakan pembuatan, di antaranya alkohol 95 persen sebagai pelarut dan vaselin sebagai bahan pengawet.
Proses pembuatannya diawali dengan pengumpulan kulit pisang sebagai bahan utama. Kemudian limbah tersebut dipilah untuk mendapatkan kulit pisang yang masih memiliki kualitas baik dan ditimbang sesuai takaran yang ditetapkan. Bahan-bahan tersebut kemudian dicacah dan dikeringkan dengan proses destruksi atau penghancuran bahan kering untuk menguraikan zat organik dan membuang kandungan air di dalamnya.
Selanjutnya, kulit pisang yang telah kering dicampur dengan alkohol dan vaselin ke dalam gelas kimia dan dipanaskan menggunakan hotplate dengan suhu 65ºC. Seluruh bahan diaduk menggunakan batang pengaduk dan magnet stirrer dengan lama waktu pembuatan selama 30 menit.Tidak kalah dari semir sepatu instan berbahan kimia, semir sepatu organik ini memiliki sejumlah kelebihan seperti tekstur yang padat, tidak lengket, tidak beraroma menyengat dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit manusia. Selain itu, pemanfaatan kulit pisang dapat mengurangi limbah yang ada di lingkungan, mengurangi efek negatif dari pemakaian semir sepatu berbahan kimia, dan dapat menghemat biaya pembelian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H