Lihat ke Halaman Asli

Menggandeng Tuhan

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13315190961514962874

Akhirnya saya tahu hal apa dibalik kesuksesannya, bukan diberi, bukan hadiah apalagi keturunan akan tetapi kesuksesan yang diperolehnya karena senantiasa menggandeng Tuhan. Mengapa saya menyebutnya begitu, karena memang ia sungguh-sungguh melakukannya. Menggandeng Tuhan dalam kesehariannya mulai dari membuka mata hingga memejamkan mata kembali. Kita mulai pagi dinihari tepatnya pukul 03:00, dimana sebagian Saudara yang lain masih hangat dengan selimutnya ia mulai menggandeng Tuhan melalui solat malam, kemudian solat-solat sunat dan mebaca Al-Quran menjelang subuh Selanjutnya dalam perjalanan ke kantor, pukul 07:00 tasbih ditangannya tak pernah berhenti semenjak sopir mulai melajukan mobil hingga berhenti di parkiran. Sesampai dikantor, pukul 09:00 sekretarisnya paling tahu bahwa beliau belum bisa diganggu ketika baru memasuki ruangan, marena merutinkan diri untuk melakukan solat Dhuha. Selepas Duha barulah dimulai aktivitas lainnya Tepat pukul 12:30 beliau telah meninggalkan ruangannya buakan makan siang akan tetapi berada di mesjid terdekat untuk kembali menggandeng Tuhan, berkeluh kesah tentang kegiatan dari duha hingga Dzuhur. Kembali dari istirahat siang bersama Tuhan barulah ia mengisi sumatra tengah Sebelum waktu 15:30 Ashar memanggil ia telah berada di sajadah sudut ruangannya untuk kembali menggandeng Tuhan berbagi cerita tentang aktivitas dan harapannya tentang pekerjaan yang takkunjung usai. Pukul 07:00 ia telah selesai mengimami solat magrib seluruh anggota keluarga di mushala kecil keluarga . Mushala akan tetap ramai menjelang solat Isya, diisi dengan keciatan membaca Al-Quran atau berdiskusi tentang agama. Kegaiatn di mushala  usai tepat pukul 08:00 baru anggota keluarga meninggalkan mushala kecil mereka dan makan malam. Sebelum berangkat tidur ia sempatkan membesuk kamar gadis kecilnya untuk meniupkan do'a diubun-ubun anaknya mendo'akan semoga kelak menjadi anak yang soleha, selepas itu ia memuhasabah diri, memohon ampun atas kesalahan yang dilakukan hari ini. Setelah lega rasanya baru ia mendatangi peraduan untuk beristirahat bersama istri tercinta, yang menurutnya wanita terindah yang pernah ada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline