Lihat ke Halaman Asli

Jelang Pemilu 2024? Ayo Bijak dalam Penggunaan Medsos

Diperbarui: 29 Desember 2023   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jelang Pemilihan Umum 2024, media sosial menjadi sorotan utama sebagai saluran penyebaran informasi yang masif dan cepat. Untuk itu masyarakat diingatkan pentingnya kecerdasan dan kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial, terutama di tengah gejolak politik menjelang pesta demokrasi. 

Potensi masalah masyarakat diingatkan untuk lebih selektif dalam menyikapi berita bohong, terutama yang tidak jelas sumbernya atau terkesan provokatif. Pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan menjadi kunci untuk mencegah penyebaran berita bohong

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengimbau Masyarakat, khususnya pengguna platform pesan instan WhatsApp untuk lebih bijak saat menerima dan meneruskan informasi yang berkaitan dengan Pemilu.

"Saya ingin menyampaikan imbauan kepada para pengguna WhatsApp di seluruh penjuru tanah air. Saya mohon kepada saudara-saudaraku, bapak-bapak, ibu-ibu, dan semua pengguna WhatsApp tolong kendalikan jempolnya," ungkapnya saat menyampaikan Key Note Speech Seminar dan Workshop Lawan Mis Informasi untuk Pemilu Sehat secara virtual dari Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2023).

Menkominfo mengingatkan agar masyarakat selalu melakukan cek and ricek atau mencari kebenaran informasi yang diterima sebelum diteruskan melalui berbagai kanal. Hal itu, ditujukan agar menghindari penyebaran informasi yang keliru atau mis informasi.

"Sebelum mempercayai dan forward  pesan-pesan WA ke orang lain, cek dulu kebenaran informasinya. Jika pesan atau konten meragukan, tidak jelas sumbernya, provokatif dan manipulatif maka sebaiknya tidak usah ikut disebar," tegasnya.

"Misalnya dengan mengirimkan stempel hoaks dari Kominfo atau lembaga pengecek fakta lainnya untuk mengcover disinformasi yang beredar. Karena kolaborasi multi stakeholder adalah kunci perwujudan pemilu yang damai," tuturnya.

Menkominfo Budi Arie juga mengajak berbagai organisasi, komunitas hingga seluruh elemen masyarakat untuk bersama-bersama menggaungkan narasi Pemilu Damai 2024.

Pola-pola interaksi pemilih capres dengan konsumsi media menunjukkan kecenderungan kuatnya pengaruh media sosial dan televisi sebagai rujukan informasi serta pertimbangan menentukan pilihan. Di era digital ini, strategi kampanye dengan menggunakan dua media ini berpotensi efektif menjangkau konstituen.

Efektivitas kedua media bisa dimanfaatkan untuk meyakinkan pemilih mengambang yang belum menentukan pilihan. Pada kelompok masyarakat ini, pemberitaan di televisi menjadi paling berpengaruh terhadap pilihan politik. Hal ini selaras dengan pola konsumsi media mereka, yakni televisi masih menjadi rujukan utama ketika mencari informasi pemilu.

Penggunaan media sosial dan televisi dapat melengkapi strategi kampanye yang menggunakan alat-alat kampanye konvensional, seperti baliho dan spanduk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline