Oleh: dr. Rahmawati
Penyakit mematikan sering dianggap sebagai penyakit yang sulit diobati dan berkembang dengan cepat bahkan cenderung menjadi pandemi atau masalah kesehatan dunia seperti saat ini Covid 19. Namun sebenarnya penyakit mematikan adalah penyakit yang banyak menimbulkan angka kematian bagi penderitanya, salah satunya penyakit jantung koroner (PJK).
Resiko untuk menderita penyakit mematikan ini, tanpa kita sadari meningkat di era pandemi. Hal ini terkait masalah stress akibat kesulitan ekonomi: sumber penghasilan yang berkurang tidak sebanding dengan kebutuhan, banyaknya tempat usaha yang tutup, pemutusan hubungan kerja (PHK), ataupun cemas berlebihan takut tertular virus corona itu sendiri.
Kurangnya aktivitas dan tidak teratur olahraga serta kegemukan akibat pembatasan sosial, Work From Home (WFH), sekolah daring, pola hidup yang kurang sehat dan lain-lain yang akan memicu munculnya penyakit-penyakit mematikan.
Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita mendengar tentang orang yang meninggal mendadak (sudden death) padahal kita tau orang tersebut sebelumnya sehat, dari penelitian penyebab terbanyaknya adalah PJK (serangan jantung).
World Health Organization (WHO) mencatat, lebih dari 115 juta orang meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Sejumlah 45% kematian tersebut disebabkan oleh PJK, bahkan WHO memperkirakan angka tersebut meningkat hingga 233 juta pada 2030 mendatang.
Di Indonesia, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (PTM Kemenkes) penyakit kardiovaskuler masih menjadi penyakit utama penyebab kematian dan PJK merupakan salah satu jenis penyakit kardiovaskular yang menyebabkan sekitar 26,4% kematian di Indonesia dan angka ini lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker.
Apakah yang dimaksud dengan PJK?
PJK adalah kondisi di mana pembuluh darah utama (arteri koroner) yang membawa pasokan darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi untuk jantung mengalami kerusakan bisa terjadi penyempitan ataupun sumbatan sebagian bahkan sumbatan total. Sehingga otot-otot jantung tidak mendapat suplai makanan dan menyebabkan kematian otot-otot jantung.
Penyempitan dan sumbatan akibat terbentuknya plak yaitu penumpukan lemak, proses peradangan diikuti proses penimbunan jaringan ikat, pengapuran atau pengerasan, kerusakan lapisan paling dalam arteri koroner dikarenakan paparan radikal bebas dan faktor lainnya.
Apa sajakah gejalanya?