Aksara Pegon adalah aksara Arab yang telah dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa, Indonesia, dan Sunda. Aksara ini menggunakan huruf hijaiyah yang telah disesuaikan dengan bunyi bahasa Jawa. Kata "pegon" berasal dari bahasa Jawa "pego," yang berarti "tidak umum atau tidak lazim dalam pengucapan." Aksara Pegon menggunakan huruf-huruf asli Arab dan menambahkan tujuh huruf baru untuk mewakili bunyi-bunyi khas Jawa yang tidak ada dalam bahasa Arab, serta satu huruf tambahan untuk kata serapan asing.
Aksara Pegon digunakan dalam penulisan tafsir Al-Qur'an, kitab-kitab agama, buku pelajaran, soal ujian, dan manuskrip kuno. Selain itu, aksara ini juga dipakai untuk menuliskan pengetahuan, seperti tasawuf, dengan tujuan memperkuat keimanan dan mengembangkan sastra Hindu yang telah ditulis ulang dengan unsur-unsur keislaman. Saat ini, penggunaan aksara Pegon di Jawa terbatas pada kalangan umat Muslim, terutama di pesantren-pesantren.
Di pondok pesantren nurul huda Tanah Merah kegiatan penulisan aksara arab pegon masih terus dilaksanakan hingga saat ini, kegiatan ini diadakan pada semester awal setelah kedatangan santi baru ke pondok pesantren dan dilaksanakan rutin setiap hari senin sampai hari kamis. kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat bagi para santri baru sebelum mereka mempelajari/ memperdalam kitab kuning. Rutinitas ini memungkinkan para santi baru memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai arab pegon.
Pelatihan Arab Pegon bagi santri baru di Pondok Pesantren Nurul Huda Tanah Merah bertujuan untuk memfasilitasi pemahaman dan penguasaan kitab kuning. Arab Pegon adalah tulisan Arab yang dipakai untuk menulis bahasa Jawa, dan pelatihan ini sangat penting untuk membantu santri dalam membaca, menulis, dan memahami kitab-kitab kuning yang umumnya ditulis dalam format tersebut. Dengan pelatihan ini, santri dapat lebih mudah mengakses dan mendalami materi-materi keagamaan serta tradisi pesantren dengan lebih efektif.
Dengan dibantu oleh mahasiswa KKN T Mandiri 5 Universitas Nurul Huda, kegiatan pelatihan penulisan aksara arab pegon dapat terlaksana secara maksimal dengan memberikan lebih banyak dukungan, lebih banyak melakukan kajian personal dan membantu pelaksanaan pelatihan tersebut. Dengan begitu, kegiatan pelatihan ini akan lebih intensif sehingga para santri baru dapat memahami dan menguasai bahasa Arab Pegon dengan baik.
Mahasiswa KKN T Mandiri V Universitas Nurul Huda [Siti Ropi'ah] menyebutkan bahwa dengan diadakan pelatihan arab pegon bagi santri baru ini secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan menulis, membaca dan memahami kitab kuning dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H