Semarang- Peringatan Hari Santri Nasional merupakan bentuk dari kampanye menyuarakan santri dalam berkontribusi untuk negeri. Menilik dari sejarah, resolusi jihad ulama menjadi wajah adanya perjuangan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang mengadakan upacara sebagai wujud refleksi jihad nasionalisme yang di ikuti oleh Kelompok 10 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah Angkatan 77 UIN Walisongo pada Sabtu (23/10/21).
Acara ini dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Prof. Dr. KH Imam Taufiq, M. Ag serta jajaran asatidz dan warga yang turut berpartisipasi dalam memeriahkan upacara tersebut. Terlebih para santri yang berpartisipasi di berbagai kegiatan internal di dalamnya, seperti Pemilihan Kang Ning Santri, juga beberapa lomba yang sudah diselenggarakan oleh panitia Upacara Peringatan Hari Santri Nasional. Begitupun mahasiswa KKN turut memeriahkan acara tersebut.
“Wujud refleksi kita sebagai santri adalah memiiki jiwa pembelajar 'thalib al-ilmi' dimana pun, kapan pun dan selalu siap dalam menghadapi tantangan zaman saat ini” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang.
Beliau juga mengajak para santrinya untuk tetap siap dan siaga baik secara lahir maupun batin. Secara tidak langsung beliau memberikan pemahaman sederhana dari slogan Hari Santri Nasional 2021, yaitu 'Santri Siaga Jiwa Raga'.
“Jadikan momen hari santri ini sebagai tambah rasa syukur kita menjadi santri, yang mana santri tidak hanya bisa mengaji saja tetapi berkreasi, berkreatifitas menampilkan suatu penampilan yang luar biasa di depan peserta upacara” ujar Azka Ibadurrahman sebagai ketua panitia.
Disamping itu, Qurrotun Ayun, salah satu mahasiswa KKN Kelompok 10 mengungkapkan bahwa memeriahkan dan tetap menjunjung tinggi nilai perjuangan ulama di Indonesia menjadi keharusan setiap pemuda sekaligus santri. Kontribusi dibuktikan dengan cara nyata serta turut serta dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme untuk pemuda di Indonesia.
(Umar Kustiadi/ed Rahma/Kel 10)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H