Lihat ke Halaman Asli

''Ibda Binafsik'', Mulailah dari Diri Sendiri

Diperbarui: 9 Januari 2018   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulailah dari diri sendiri. Mengapa? Mahatma Gandhi berujar "If you want to change  the world, start with yourself". Jauh sebelum Mahatma Gandhi, Al Quran telah menyebutnya, bahkan Nabi Muhammad SAW pun menyebutnya, "Ibda' binafsik tsumma man ta'ulu",  mulai lah dari diri sendiri, kemudian orang di sekitarmu. Untuk  melakukan perubahan, fokuslah pada diri sendiri, baru kemudian  diperluas.
Beberapa point yang dapat kita gali dari hadits di atas adalah:

1. Innamal a'malu bin niyaat

Sesungguhnya semua amal perbuatan itu tergantung dari niatnya.
Niat siapa?
Tentu niat kita sendiri.

Niat seperti apa?
Untuk beberapa jenis ibadah, niat ada yang berpendapat sunnah untuk dilafadzkan, tetapi niat dalam hati itu wajib.

Niat untuk apa?
Nah ini yang sering masih kita lakukan secara keliru, ibadah yang  sempurna sekalipun, bila niatnya adalah untuk terlihat alim, sholih, dan  islami, tentu ibadahnya akan menjadi riya. Oleh karenanya, niat untuk  ibadah itu harus diluruskan. Untuk level saya, mungkin ibadah masih  diniatkan untuk memperoleh pahala...

Mudah-mudahan saya bisa berniat ibadah sampai levelnya Sayyidah Rabi'ah Al- Adawiyyah, yang ber syair :

~ Tuhanku,  tenggelamkan aku dalam lautan cinta-Mu...Hingga tak ada sesuatu pun yang  menggangguku dalam jumpa-Mu ~ ~ Ya Allah, jika aku menyembah-Mu, karena  takut neraka, bakarlah aku di dalamnya...Dan jika aku menyembah-Mu, karena  mengharap surga, campakkanlah aku darinya...Tetapi, jika aku menyembah-Mu  demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan wajah-Mu  yang abadi padaku.

Dan pada suatu saat beliau membawa air di  tangan kiri dan obor di tangan kanan, ketika orang bertanya "Ke mana  engkau akan pergi Rabi'ah?", beliau menjawab "Aku mau ke langit, untuk  membakar surga dan memadamkan api neraka, agar keduanya tak menjadi  sebab manusia menyembah-Nya. Sekiranya Allah tak menciptakan pahala dan  siksa, masih adakah diantara mereka yang menyembah-Nya?"

2. Akhlaq yang baik

Apa yang dimaksud  dengan akhlaq yang baik? Yaitu akhlaq -- atau budi pekerti menurut KBBI --  yang disuritauladani oleh Rasulullah Muhammad SAW. Seperti yang  termaktub pada Al-Qur'an surat Al-Ahzab, 33: 21:

Sesungguhnya telah  ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)  bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat  dan dia banyak menyebut Allah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline