Lihat ke Halaman Asli

Roger Federer

Pelajar SMAN 2 Cianjur

Review Novel "Harimau! Harimau!"

Diperbarui: 22 November 2020   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Novel ini ditulis oleh Mochtar Lubis penulis angkatan 45 yang lahir di Padang pada tanggal 7 Maret 1922. Buku ini berisi 214 halaman, dimana isi buku ini bisa membuat pembaca merasa takut, bagaimana tidak Mochtar Lubis mengambarkan seekor harimau yang merasa lapar dengan begitu nyata. 

Mengambil latar tempat di belantara hutan pulau Sumatera, diawal saya membaca ini novel berbau romansa dan kehidupan di sebuah desa, dimana tokoh utama Buyung yang mencintai Zaintun, menceritakan setiap tokoh dan karakternya. Pencarian Damar yang dijadikan sebagai mata pencaharian warga Sumatera pada saat itu, dijadikan konflik yang sangat menegangkan serta berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat. 

Wak Hitam yang digambarkan sebagai sosok misterius dan mempunyai kekuatan ghaib menjadi pembuka konflik pertama,  mempunyai istri muda bernama  Siti Rubiyah yang cantik berkulit kuning layaknya gadis cantik Sumatera, malang nasibnya harus berkawin dengan pria tua. 

Wak Katok, Buyung, Pak Balam, Pak Haji, Sanip dan Talib bersiap untuk pulang ke kampung dengan perasaan yang gembira dengan membawa getah damar yang dirasa cukup banyak, Di setiap perjalanan mereka dipaksa untuk membuka topengnya, bau darah yang dibawa di setiap derap langkah mereka mengundang malapetaka. Membuka dan menelanjangi diri sendiri adalah hal yang sangat berat, kematian yang terus menhantui mereka. dan satu orang dari mereka memecahkan sebuah bom yang sedikit-sedikit menghancurkan mereka. 

Jika kalian melihat cover buku, kalian melihat seorang pria membawa senapan. Senapan disini menjadi sebuah simbol akan kekuasaan dan kekuataan. Senapan tersebut telah merenggut satu orang diantara mereka.  Novel ini juga bagi saya pribadi telah mampu menembak hati saya, tokoh-tokoh ditelanjangi di dalam perjalanan, Aum-an memaksa terus mereka untuk membuka bagian-bagian yang disembunyikan. 

membunuh atau terbunuh!

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline