Lihat ke Halaman Asli

Obi Net

Obrolan bebas via Internet

Sirkulasi Kebodohan Terstruktur

Diperbarui: 22 November 2021   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rahmat supono

Indonesia akan selalu terpuruk dan tertinggal dari negara berkembang lain di dunia  contoh Thailand yang sebagai sumber import beras untuk Indonesia,China yang semakin maju dengan teknologinya bahkan dapat menyusul USA, Jepang dan Itali.

Padahal kita ketahui bersama bahwa China penduplikat produk dan masih banyak warga miskin sama halnya seperti Indonesia, Bahkan India yang bisa di sebut negara miskin mampu mengungguli SDMnya seperti kita ketahui gojek bekerja sama dengan India untuk pengembangan perusahaannya dan mengakuisisi CodeIgnition yaitu perusahaan pengembangan aplikasi milik New Delli.

Setelah saya riset sendiri kenapa Indonesia sejak merdeka selalu di kaitkan dengan kericuhan,demonstran yang berlebihan dan anarkis,krisis ekonomi,busung lapar,terorisme dan ada beberapa provinsi yang ingin lepas seperti Aceh,Papua,Maluku dll. 

Justru hal ini akan menghambat perkembangan Indonesia ke yang lebih baik.Meski di negara maju hal seperti ini akan selalu ada bahkan warga miskinpun akan selalu ada,namun secara garis besar SDM mereka sudah jauh lebih unggul sehingga akan mudah di kendalikan hal semacam ini.

Faktor utama diatas karena mudahnya mayoritas di adu domba,di peralat/monopoli oleh pihak swasta baik tenaga kerja/kebutuhan ekonomi.Juga pembangunan Indonesia beberapa tahun belakangan ini hanya di prioritaskan Indonesia bagian barat,terutama Pulau Jawa,Sehingga keadilan,kesejahteraan serta keunggulan SDM tidak merata. 

Pemerintah masih minimnya mengkampanyekan pentingnya pendidikan,anggaran untuk pendidikan pun tidak di prioritaskan.Hal ini menyebabkan adanya pola pikir masyarakat yang tidak mementingkan pendidikan dan membuat sirkulasi kebodohan.

Berikut penjelasan apa itu sirkulasi kebodohan

Mayoritas penduduk Indonesia adalah kelas menengah kebawah,sehingga tidak begitu memikirkan dan mementingkan investasi jangka panjang. Contohnya :

a. Tidak Mementingkan Pendidikan,mayoritas akan berpikir bahwa sekolah hanya buang-buang waktu dan uang saja.

b. Hanya yang telah di tetapkan standar wajib belajar oleh Pemerintah, seperti halnya wajib belajar 6 tahun,wajib belajar 9 tahun,wajib belajar 12 tahun.

Wajib belajar ini juga sebagian orang hanya menganggap untuk formalitas dalam melamar kerja.Jarang sekali yang menganggap bahwa belajar,ilmu,dan pengetahuan itu penting.

c. Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan,serta pola pikirnya tidak jangka panjang,baginya yang terpenting bisa menafkahi dirinya sendiri setelah tidak sekolah.

d. Dalam pergaulan dan pernikahan selalu bertemu dan berjodoh dengan orang yang memiliki pemikiran sama.

e. Setelah berkeluarga dan memilki anak, anaknya akan memilki pola pikir sesuai apa yang orang tua tanamkan, didukung oleh lingkungan serta pergaulannya akan bertemu dengan anak dari golongan yang sama,kelas ekonomi yang sama.

Biasanya akan minder untuk bergaul dengan anak yang ekonominya lebih unggul begitupun sebaliknya,karena Beda selera,beda pola pikir,beda pengetahuan,serta tidak nyambungnya dalam berkomunikasi.

f. Hal diatas akan selalu berputar bagaikan rotasi bumi, akan selalu terjadi hal yang sama pada waktu yang berbeda.Selama Konsep dalam penanganan SDM ini tidak di rubah oleh pemerintah.

Setelah era Jokowi di mulai,barulah ada sedikit perubahan seperti halnya dalam program Jokowi periode pertama adalah Indonesia kerja. Dalam hal ini Jokowi membangun dengan sistematis,terencana dan terarah. 

Tidak hanya memprioritaskan pulau Jawa namun di bangun dari plosok yang yang notabenenya seperti daerah perbatasan. Disini di lakukan pembangunan dari mulai infrastuktur,Pendidikan, maupun SDM nya.

Meski saat ini masih ada sebagian orang yang tidak mementingkan pendidikan namun sudah berkurang berkisar 30%.

Terima kasih teman semua untuk saran dan kritk dari penulisan saya dapat di sampaikan melalui komentar,agar saya selalu semangat menulis.    

Sumber refrensi :Tak Perlu Sekolah Cukup Belajar Via Google




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline